Thursday, May 2, 2024
spot_img
HomeViralsSingapura Darurat Resesi Seks, Angka Kelahiran Turun Apakah Bisa Menjadi Penyebab Negara...

Singapura Darurat Resesi Seks, Angka Kelahiran Turun Apakah Bisa Menjadi Penyebab Negara Punah?

INAKINI.COM – Singapura dikenal sebagai negara di Asia Tenggara yang memiliki peradaban maju.

Jika dibandingkan dengan negara lainnya ternyata Singapura sendiri memiliki pendapatan per kapita cukup tinggi bahkan sistem dari pemerintahan dan sosialnya juga lebih baik dari negara lainnya.

Tidak jarang dari negara Singapura ini masih belum mengalami banyak krisis politik dan juga ekonomi seperti negara di sekitarnya.

Baca Juga : Breaking News! Presiden Jokowi Bagikan Paket Sembako dan Uang di Pintu Istana Bogor

Hanya saja pada akhir-akhir ini Singapura memiliki masalah yang sebenarnya sudah mulai terlihat sejak tahun 2013.

Singapura telah mengalami sebuah resesi seks dimana pengurangan warga negara terus terjadi. Nilai pendapatan dari setiap warga negara Singapura memang cukup tinggi untuk bisa mencukupi kebutuhan hidup dan juga keluarga.

Tetapi sebagian besar keluarga kecil di Singapura memiliki pendapat untuk tidak memiliki keturunan. Ada data dimana remaja di Singapura sendiri cenderung memilih untuk tidak menikah. Dilansir dari halaman Channel News Asia pada 29/4/2022 terlihat dari pengamatan di tahun 2020 hanya ada perhitungan 19.430 pernikahan saja terjadi di Singapura. Bahkan angka tersebut mengalami penurunan mencapai 12.3 % dibandingkan tahun 2019 yang mencapai angka 22.165 momen pernikahan.

Baca Juga : Cara Mudah Bawa Hewan Peliharaan Ketika Mudik Memakai Mobil

Ada catatan juga dari Divisi Kependudukan dan Bakat Nasional Singapura yang mana angka tersebut menjadi catatan terburuk sejak tahun 1986 dimana penurunan angka terjadi karena pandemi Covid 19 selama 2 tahun tersebut.

Bahkan penundaan untuk menikah sampai membatalkan pernikahan sering terjadi pada kondisi pandemi Covid 19 tersebut. Disamping itu ada paham dimana orang dewasa cenderung memilih untuk hidup bersama tanpa ikatan pernikahan yang sudah tidak dianggap asing di negara Singapura.

Beberapa faktor kenapa warga Singapura menolak berkeluarga bahkan memiliki keturunan karena memang menambah biaya hidup dan menjadi beban ekonomi keluarga. Kehidupan bebas di Singapura juga menjadikan warga negaranya bebas dan tetap bisa melakukan hubungan tanpa harus memiliki ikatan dan beban anak yang kerap memberi perhitungan rumit di depan.

Baca Juga : Macet Berjam-Jam, Warga Kesal dan Blokir Jalan Tol Cipularang Arah Bandung

Pemerintah Singapura telah menggunakan cara dan program untuk bisa mengajak warganya untuk bisa berkeluarga dan menjaga keutuhan negara.

Ada santunan cukup tinggi kepada ibu yang bersedia melahirkan, selain itu santunan tersebut juga mampu menjamin pendidikan bagi anak tersebut sampai sekolah tingkat menengah atas.

Di tahun 2020 lalu Singapura juga mencairkan dana mencapai 3000 Dolar Singapura bagi setiap ibu yang bersedia melahirkan.

Maka dari itu ada program dari Singapura dimana para pekerja asing dan wisatawan untuk diajak menjadi warga negara Singapura yang mana memiliki keluarga di Singapura. Beberapa warga negara India, China, dan Indonesia juga diberikan proses administrasi untuk menjadi negara Singapura.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments