INAKINI.COM – Cukup banyak informasi seputar masalah kesehatan mental salah satunya gangguan OCD.
Seperti kita tahu bahwa OCD ataupun Obessive Compulsive Disorder yang mana diartikan sebagai gangguan menahun yang mana diderita oleh 1 smapai 3% populasi penduduk di dunia.
Namun, dari istilah OCD ini masih belum banyak diketahui masyarakat umum, sehingga dari sisi ciri-ciri dan juga cara penganannya juga tidak diperhatikan.
Jadi, Apa Itu OCD?
Secara tidak langsung OCD sendiri dikenal sebagai Obsessive Compulsive Disorder yang mana menjadi satu jenis gangguan dimana penderitanya sendiri memiliki pemikiran tidak terkontrol.
Sehingga penderita masih kesulitan dalam mengendalikan dan akan terus datang disebut obsesif hingga membuat penderita melakukan sebuah tindakan tertentu.
Pada dasarnya penderita OCD ini secara langsung memiliki kesadaran bahwa pemikiran tersebut tidak berguna untuk dilakukan dan sangat sulit mengabaikannya.
Sehingga untuk mengurangi tekanan pada pemikirannya, rata-rata penderita OCD terpaksa melakukan tindakan berulang atau kompulsif.
OCD tersebut bisa memberi gangguan pada kegiatan sehari-hari sehingga menyebabkan distress secara signifikan.
Artikel Menarik lainnya :
- Viral! Wanita Menikah 8 Hari  Dicerai, Alasan Sepele Pakaian Mengenai Nasi
- Akui Punya 6 Mantan Pacar, Jefri Nichol Tak Peduli Dicap Sering Ganti Pacar, Netizen : Ganteng Mah Bebas!
- Acara Makan Malam, Miyabi Akan Datang ke Jakarta, Mujahid 212 Minta Anies Tolak Keras
- Tajir Melintir, Ini Sumber Kekayaan Jess No Limit, Berstatus Pacar Sisca Kohl
Seperti Apa Contoh Gejala OCD?
Banyak orang bertanya seperti apa gejala dari OCD tersebut. Ternyata dari gangguan obsesif kompulsif ataupun OCD ini terjadi di dalam pikiran obsesif dan kompulsif.
Dimana kedua poin tersebut saling terikat, dan obsesif sendiri menjadi pikiran ataupun desakan sampai ide yang terus menerus datang ke dalam pemikiran sehingga menyebabkan kecemasan.
Sedangkan gejala yang kerap terlihat adalah kondisi ketakutan terkontaminasi terhadap kotoran ataupun kuman dan menyukai segala hal secara teratur, sempurna, simetris, cenderung agresif, dan kehilangan kendali.
Sedangkan pada gejala obsesif diperlihatkan seperti halnya gejala kompulsif. Terdiri dari tindakan berulang terpaksa bagi penderita hingga bertujuan mengurangi kecemasan obsesif tersebut.
Rata-rata tindakan yang dilakukan bersifat tidak realistis terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Beberapa contoh seperti aktivitas mencuci tangan secara berulang agar terhindar dari kuman, mengatur barang agar tertata rapi secara simetris, membersihkan ruang secara berulang, ataupun memerika kompor berulang kali dan memastikannya dalam kondisi mati.