INAKINI.COM – Dengan pengelolaan fiskal yang sehat, disertai dengan efektivitas transformasi ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat, maka pertumbuhan ekonomi tahun 2026 ditargetkan mencapai 5,4 persen.
Pemerintah juga menargetkan tingkat inflasi terkendali di level 2,5 persen, suku bunga SBN di kisaran 6,9 persen, nilai tukar berada di kisaran Rp16.500 per Dollar AS.
Tingkat pengangguran terbuka tahun 2026 ditargetkan terus turun ke 4,44 persen hingga 4,96 persen, angka kemiskinan kita turunkan ke 6,5 persen hingga 7,5 persen, Rasio Gini turun ke 0,377 hingga 0,380, serta Indeks Modal Manusia sebesar 0,57. Selain itu, Indeks Kesejahteraan Petani dan penciptaan lapangan kerja formal ditargetkan meningkat.
Demikian dikatakan Presiden Indonesia Prabowo Subianto saat menyampaikan Pidato Presiden Republik Indonesia (RI) dalam rangka Penyampaian RUU APBN 2026 dan Nota Keuangan, di Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Prabowo Subianto menjelaskan bahwa Pendapatan Negara ditargetkan sebesar Rp3.147,7 triliun, sedangkan Belanja Negara sebesar Rp3.786,5 triliun.
“APBN 2026 dirancang sebagai berikut, belanja negara dialokasikan Rp3.786,5 triliun, pendapatan negara ditargetkan mencapai Rp 3.147,7 triliun,” ujar Prabowo.
Dengan demikian APBN 2026 dirancang defisit Rp638,8 triliun atau 2,48% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Defisit APBN dirancang Rp638,8 triliun atau 2,48% PDB. Ditopang pembiayaan yang pruden inovatif dan sustainable dan pemerintah yang saya pimpin berjanji di hadapan majelis ini kami akan terus melaksanakan efisiensi sehingga defisit ini kita ingin tekankan sekecil mungkin,” kata Prabowo Subianto.
“Harapan saya adalah cita-cita saya untuk suatu saat apakah dalam 2027 atau 2028 Saya ingin berdiri di depan majelis ini di podium ini untuk menyampaikan bahwa kita berhasil punya APBN yang tidak ada defisitnya sama sekali,” tutur Prabowo Subianto.