Tuesday, April 23, 2024
spot_img
HomeBusinessLuhut Targetkan Cina Sebagai Pasar Eskpor Terbesar Kendaraan Listrik Indonesia

Luhut Targetkan Cina Sebagai Pasar Eskpor Terbesar Kendaraan Listrik Indonesia

INAKINI.COM – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memberi informasi seputar relaisasi insentif kendaraan listrik di Indonesia akan dimulai pada Maret tahun 2023.

Proses dari penyaluran insentif pembelian kendaraan listrik dalam negeri mempunyai tujuan untuk membuat ekosistem pasar lebih baik dan kondusif.

Tidak hanya itu, adanya program insentif tersebut bertujuan untuk menambah daya persaingan dengan produsen negara-negara yang telah menerapkan insentif kendaraan listrik diantaranya Cina, Vietnam, dan Thailand.

Baca juga : DPR Wanti-Wanti ke Erick Thohir Untuk Tidak Jadikan PSSI Sebagai Alat Politik

Luhut juga menambahkan, implementasi kebijakan tersebu thanya menunggu dari Peraturan Menteri Keuangan saja sebagai payung hukum penyaluran insentif yang sudah dijadikan target di pekan pertama Maret 2023.

Dari adanya insentif tersebut, pemerintah memiliki target angka populasi kendaraan listrik bsia tumbuh sampai 10% di tahun depan setelah adanya subsidi.

Luhut berharap bahwa dari setiap kendaraan listrik buatan Indonesia bisa menjadi komoditas ekspor di tahun-tahun berikutnya.

Baca juga : Erdogan:Total Korban Gempa Bumi  Sebanyak 114.000 Sudah Diselamatkan Dari Puing Bangunan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi tersebut juga menggandeng pabrikan otomotif dari Cina, BYD hingga ada mitra potensial untuk proses membuat kendaraan listrik skala domestik.

“Ada tolak ukurnya dengan apa yang tersedia di Thailand ataupun Vietnam yang masih dikaitkan dengan Cina karena bisa juga Cina menjadi pasar ekspor indonesia,” kata Luhut pada Senin 20 Februari 2023.

Proses pembuatan kendaraan listrik di Indonesia masih terkoneksi dengan kebijakan hilirisasi bijih nikel yang sudah dijalankan sejak Januari 2020.

Baca Juga : Setelah Twitter, Facebook dan Instagram Uji Centang Biru Berbayar 182 Ribu Per Bulan

Bahkan menurut Luhut, tidak adanya kegiatan produksi kendaraan listrik di dlama negeri maka hilirisasi bijih nikel akan tertahan pada pembuatan prekusor dan katoda semata.

“Tidak ada nanti yang namanya Lithium baterai karena tidak ada mobil listrik, karena baterai itukan harus masuk ke chassis mobil listrik,” kata Luhut.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments