INAKINI.COM – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menjelaskan hubungan kesehatan finansial dengan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Mahendra Siregar menekankan bahwa kesehatan finansial bukan hanya soal akses keuangan, tetapi juga mencakup risiko, perlindungan, dan perencanaan masa depan.
“Pemahaman kesehatan finansial memberikan dampak signifikan bagi masyarakat. Ini meliputi akses, distribusi, serta perlindungan terhadap risiko kehilangan pekerjaan atau musibah,” kata Mahendra Siregar di Jakarta, Kamis (27/11/2025).
Mahendra Siregar menambahkan, kesehatan finansial mencakup keyakinan masyarakat terhadap masa depan. Hal ini termasuk perencanaan pensiun dan menjaga stabilitas keuangan pribadi agar lebih aman.
“Dengan pendekatan ini, akses produk dan regulasi menjadi lebih lengkap dan menyeluruh. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan,” ujarnya.
Mahendra Siregar juga menekankan pentingnya indikator untuk mengukur kesehatan finansial. Indikator ini berlaku baik di tingkat sistem keuangan maupun di masing-masing perusahaan.
“Sudah ada kelompok parameter untuk mengukur financial health. Ini jauh lebih komprehensif dibanding pengukuran financial stress sebelumnya,” ucapnya.
Lebih jauh, Mahendra menjelaskan bahwa sektor jasa keuangan Indonesia memiliki arsitektur lengkap. Arsitektur ini mendukung kesejahteraan keuangan masyarakat sesuai Undang-Undang Pengembangan dan Pemuatan Sektor Keuangan (UU P2SK) 2023.
“Kolaborasi antara pemerintah, OJK, dan industri keuangan sangat penting agar konsep kesehatan finansial dapat diterapkan secara menyeluruh,” kata dia.
Penasihat Khusus PBB untuk Kesehatan Finansial/ UN Secretary-General’s Special Advocate (UNSGSA), Ratu Maxima, menyebut inklusi finansial tidak hanya menyediakan akses ke layanan keuangan bagi masyarakat. Kesehatan finansial yang memadai juga harus menunjang agar kesejahteraan rumah tangga benar-benar tercapai.
“Jika seseorang tidak memiliki kesehatan finansial, mereka tidak memiliki keamanan finansial. Mereka juga kesulitan mendapatkan perlindungan asuransi yang sebenarnya sangat dibutuhkan,” ujarnya.


