Saturday, November 9, 2024
spot_img
HomeNewsKementerian PUPR - BMKG Luncurkan Peta Zona Iklim

Kementerian PUPR – BMKG Luncurkan Peta Zona Iklim

INAKINI.COM – Dalam rangka memperingati Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2024, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meluncurkan Peta Zona Iklim untuk Pendinginan Pasif dan Data Iklim Standar dalam Proses Pembangunan Gedung Berkelanjutan.

Peluncuran yang dilaksanakan pada Selasa (1/10/2024), diresmikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PUPR Mohamad Zainal Fatah, Deputi Bidang Infrastruktur BMKG Michael Andreas Purwoadi, serta beberapa perwakilan dari BMKG, Kementerian PUPR, Japan International Corporate Agency (JICA), dan universitas Jepang. Kolaborasi internasional ini diharapkan memberikan dasar penting bagi pengembangan infrastruktur nasional yang berkelanjutan.

“Peta zona iklim ini merupakan hasil kolaborasi antara PUPR, BMKG, Kagoshima University, dan Hiroshima University, dengan dukungan dari JICA. Inovasi ini diharapkan menjadi dasar pengembangan infrastruktur bangunan yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi,” ujar Mohamad Zainal Fatah pada Minggu (13/10/2024).

Peta tersebut merupakan pembaruan dari peta yang sebelumnya sudah ada dan kini lebih terperinci dengan 8 zona iklim baru yang mendukung konsep pendinginan pasif. Zona-zona iklim ini mencakup wilayah mulai dari ekuator hingga dataran tinggi tropis.

Mohamad Zainal Fatah menambahkan bahwa sektor bangunan adalah salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca, namun juga memiliki potensi besar untuk penghematan energi. Melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2021 dan Peraturan Menteri (Permen) PUPR Nomor 21 Tahun 2021, bangunan diwajibkan mengurangi konsumsi energi hingga 25 persen. Strategi pendinginan pasif ini dapat menjadi solusi sebelum beralih ke teknologi hemat energi.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Direktur Bina Teknik Permukiman dan Perumahan (BTPP) Dian Irawati menjelaskan bahwa dengan adanya peta ini, biaya desain bangunan hijau akan menjadi lebih terjangkau. Teknologi pendinginan pasif akan membantu memaksimalkan efisiensi bangunan tanpa meningkatkan biaya.

Deputi BMKG Michael Andreas Purwoadi menekankan pentingnya data iklim dalam mendukung desain gedung yang hemat energi. “Teknologi pendinginan pasif seperti ventilasi malam dan evaporative cooling dapat mencapai kenyamanan termal tanpa konsumsi energi berlebih,” kata Dian Irawati.

Dengan adanya peta zona iklim ini, diharapkan pembangunan gedung di Indonesia akan semakin ramah lingkungan dan berkelanjutan.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments