Potensi Indonesia dalam menghasilkan berbagai macam produk olahan buah sudah diakui oleh dunia. Kualitas buah dan pengolahannya ternyata diminati pasaran.
Sampai saat ini ada dorongan pengembangan industri pengolahan buah terutama untuk menghasilkan produk minuman dari sari buah.
Dalam hal ini ada langkah cukup bijak dan tepat dari pemerintah untuk bisa meningkatkan nilai tambah komoditas di dalam negeri sekaligus bisa mendukung program subtitusi impor.
Sejauh ini ada keran impor cukup besar dibandingkan ekspor. Sehingga penambahan komoditas di dalam negeri sendiri membuat dukungan program subtitusi dari impor mendapatkan akses fokus lebih tinggi dari pemerintah.
Dilansir dari pernyataan Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika menyatakan bahwa ada kebijakan dari hilirisasi yang sudah dirancang secara maksimal oleh Kemenperin hingga memberi tujuan meningkatkan nilai tambah hingga memperkuat struktur industri sampai mendukungkan semua populasi industri lebih baik.
Bukan hanya itu, pemerintah sendiri telah merancang berbagai keputusan untuk menciptakan lapangan kerja hingga peluang usaha.
Adanya kebijakan hilirisasi inilah ada rancangan berbeda yang selama ini memberi pertumbuhan utama pada populasi industri hingga menciptakan lapangan kerja lebih besar.
Indonesia sendiri menjadi negara tropis yang mana menjadi salah satu pengembangan industri dengan bahan baku buah. Sedangkan produk pengolahan buah dari minuman sari buah, produk buah dalam kaleng, sampai manisan buah dan lainnya masih bisa diperhitungkan untuk bisa dijual di mancanegara.
Indonesia juga mampu mencapai tingkat produksi mencapai 24.9 juta ton per tahun. Sehingga dari data world fruit map membuat Indonesia berhasil berada di peringkat 8 dunia untuk menjadi negara produsen buah terbesar saat ini.
Diharapkan dari produksi buah segar yang benar-benar terbukti bisa menjadi salah satu pengembangna usaha industri pengolahan buah di tanah air masih memberi prospek lebih tinggi di masa depan.
Ada peluang dimana pertumbuhan industri masih bisa dijangkau dan dipantau sejak hilir mengingat permintaan pasar domestik sendiri masih memberi peluang besar untuk bisa diperkuat lebih maksimal lagi dengan banyaknya perhitungan peringkat dan jumlah produksi secara maksimal.
Sampai saat ini ada jumlah total kapasitas produksi mencapai 5.500 ton per tahun, kemudian dari sektor hilirnya sendiri mencapai 41 perusahaan mencapai 430.000 ton pertahun dengan total omset ekspor mencapai 280 juta Dollar.
