INAKINI.COM – Australia telah memperluas skema visa frequent traveller selama 10 tahun kepada wisatawan dari negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN yang memenuhi syarat, termasuk Timor-Leste.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese akan mengumumkan serangkaian kebijakan termasuk kebijakan visa dalam pidatonya di hadapan para eksekutif puncak pada pertemuan ASEAN-Australia Special Summit 2024 di Melbourne, Australia.
Menurut The Strait Times, selain visa 10 tahun untuk wisatawan dari Asia Tenggara, Australia berencana untuk memperpanjang masa berlaku visa bisnisnya dari 3 menjadi 5 tahun.
Skema visa frequent traveller Australia dapat diberikan hingga 10 tahun, yang memungkinkan pelancong bisnis yang sering bepergian untuk tinggal hingga tiga bulan setiap kali datang.
Australia sebelumnya mengizinkan wisatawan asal China untuk mengajukan skema visa 10 tahun sebagai bagian dari upayanya untuk meningkatkan kedatangan turis dari negara dengan populasi terbesar kedua di dunia.
Namun, Australia kalah karena turis China ternyata lebih memilih berbondong-bondong pergi ke negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand dan Malaysia berkat kebijakan bebas visa.
Skema visa 10 tahun untuk wisatawan Asia Tenggara ini diharapkan Albanese dapat memperdalam hubungan regional di saat ketidakpastian mengenai perekonomian dalam hubungan Amerika Serikat-China.
Kebijakan ini juga dianggap bisa mendorong perdagangan dan investasi Australia di Asia Tenggara.
Perubahan-perubahan ini diharapkan dapat meningkatkan pariwisata Australia dengan menarik lebih banyak wisatawan ASEAN, memfasilitasi hubungan bisnis yang lebih erat dan membuka peluang baru untuk perdagangan dan investasi di kawasan ini.
“Asia Tenggara adalah tempat masa depan Australia,” kata Albanese, seperti dilansir Bloomberg.
“Pada tahun 2022, perdagangan dua arah kami (Australia) dengan negara-negara anggota ASEAN melampaui A$178 miliar, lebih besar dari perdagangan dua arah kami dengan Jepang atau Amerika Serikat,” kata Albanese, menurut teks yang diberikan sebelum pidato tersebut. “Tapi kami ingin berbuat lebih banyak,” imbuhnya.
Sebelum pandemi, Singapura, Malaysia, dan Indonesia merupakan salah satu pasar pariwisata terbesar bagi pariwisata inbound Australia.
Pada 2019, jumlah kunjungan turis dari Asia Tenggara mencapai puncaknya yaitu sebesar 1,5 juta orang, dan menyumbang US$2,7 miliar terhadap perekonomian Australia.