INAKINI.COM – Menlu ASEAN sepakat untuk melanjutkan implementasi plan of action (PoA) Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara/ Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFZ) selama lima tahun lagi, dari 2023 hingga 2027.
Kesepakatan itu dibuat di Phnom Penh dalam Pertemuan Komisi Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara/ Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFZ) yang diselenggarakan oleh Kamboja pada 2 Agustus 2022.
Diketuai oleh Prak Sokhonn, Wakil Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Kamboja dan Ketua Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-55/ 55th ASEAN Foreign Ministers’ Meeting (AMM ke-55) dan Pertemuan Terkait, Pertemuan Komisi SEANWFZ akan membahas kemajuan dalam implementasi PoA Perjanjian SEANWFZ, pembaruan PoA, dan langkah-langkah ke depan pada Protokol ke Perjanjian SEANWFZ.
PoA dari SEANWFZ Treaty lima tahun dibuat untuk memastikan efisiensi tinggi dalam implementasinya, kata Kung Phoak, Sekretaris Negara Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, pada konferensi pers harian malam ini.
Para Menlu ASEAN sepakat untuk berdiskusi secara internal untuk mencari solusi atas tantangan implementasi PoA, katanya.
Pada 15 Desember 1995, Negara-negara Anggota ASEAN menandatangani Traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara/ Treaty of Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone (Traktat SEANWFZ) sebagai komitmen untuk melestarikan kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya.
Melalui Traktat ini, juga dikenal sebagai Traktat Bangkok, ASEAN menegaskan kembali pentingnya Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir/ Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT) dalam mencegah proliferasi senjata nuklir dan dalam berkontribusi terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
