INAKINI.COM – Mulai tahun 2025, Jepang dan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) akan menyatukan pembayaran QR code yang mengutip Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri/ Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang.
Langkah ini bertujuan untuk menyederhanakan pengeluaran antar negara, menghilangkan kerumitan pertukaran mata uang, terutama bagi wisatawan, kata perwakilan METI, diskusi yang sedang berlangsung dengan pemerintah dan bank sentral dari berbagai negara, termasuk di Asia Tenggara.
Dewan Promosi Tanpa Uang Tunai/ Cashless Promotion Council sedang mempercepat proses pembentukan sistem pembayaran yang menghubungkan layanan domestik dan internasional, yang diharapkan selesai pada tahun 2024.
Saat ini, layanan pembayaran QR code ditawarkan oleh berbagai bisnis di Jepang, seperti Paypay dan Rakuten Pay. Namun, pengguna hanya dapat membayar secara online untuk layanan terdaftar.
Sistem baru ini bertujuan untuk mengatasi keterbatasan ini, memungkinkan konsumen membayar layanan apa pun seperti biasa.
Pada tahun 2022, lima negara ASEAN – Singapura, Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Filipina – menandatangani nota kesepahaman tentang integrasi pembayaran dan memulai kerja sama di berbagai bidang.
Jepang berencana untuk melakukan negosiasi dengan negara-negara ASEAN untuk segera mengimplementasikan layanan ini antara Jepang dan ASEAN.
Menurut data terbaru METI, pembayaran non-tunai di Jepang berjumlah sekitar 111 triliun yen Jepang (sekitar US$750 miliar) pada tahun 2022, dengan QR code dan kode lainnya hanya menyumbang 2,6 persen.
Sebaliknya, pembayaran digital di enam negara besar di Asia Tenggara mencapai US$858 miliar pada tahun 2022, dengan pembayaran digital, termasuk kode QR, mencakup 28 persen dari total pembayaran di Indonesia dan 23 persen di Thailand, menurut survei yang dilakukan oleh Fidelity National Information. Services (FIS), sebuah perusahaan jasa keuangan AS.
