Menurut Donny Arsal, PLN memiliki sumber daya yang kuat dalam investasi dan pengoperasian pembangkit listrik berbasis EBT.
Di sisi lain, SIG merupakan pengguna listrik berskala besar, dengan tingkat penggunaan energi listrik sekitar 2,9 terrawatt hour (TWh) per tahun atau senilai Rp2,9 triliun/tahun untuk proses produksi semen.
“Mudah-mudahan kerja sama ini bisa segera memberikan kontribusi positif untuk pengurangan emisi dan efek rumah kaca, serta memberikan support bagi program transisi energi Pemerintah,” kata Donny Arsal.
Saat ini SIG memiliki lahan berupa atap bangunan, lahan, dan kolam, yang berpotensi digunakan untuk implementasi panel surya hingga 572 MegaWatt peak (MWp).
Dimana 541 MWp di antaranya adalah potensi di atas permukaan tanah (ground mounted) dan di atas permukaan air (floating) di 9 lokasi.
Lokasi tersebut diantaranya, SIG Ghopo Tuban, PT Semen Gresik Pabrik Rembang, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) Pabrik Tuban, SBI Pabrik Narogong, SBI Pabrik Cilacap, SBI Pabrik Loknga, PT Semen Baturaja Tbk.
Pada tahap awal, rencana implementasi sebesar 5,4 MWp – 32 MWp per lokasi.
“Selebihnya akan dibangun proyek solar panel secara bertahap hingga tahun 2030.
“Terima kasih Pak Darmawan Prasodjo dan tim PLN yang sudah menyediakan waktu dan approach tim bagi kita untuk berkolaborasi ke depan,†tutur Donny Arsal.
Darmawan Prasodjo menambahkan dorongan penggunaan energi bersih bukan semata karena Indonesia harus mematuhi kesepakatan internasional untuk menekan emisi, tetapi sudah menjadi keharusan untuk menuju Net Zero Emission pada 2060.
Hal ini pun selaras dengan komitmen transisi energi PLN yang dituangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hijau PLN.
“Dalam proses transisi energi, diperlukan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
“Sehingga, kolaborasi dengan berbagai stakeholder lokal maupun internasional perlu dijalin.
“Karena ini adalah proyek besar, perlu kolaborasi dari kebijakan, teknologi, inovasi hingga investasi,” pungkas Darmawan Prasodjo.