Barisan Nasional (BN) meraih kemenangan tegas dalam pemilihan negara bagian Johor, Malasia pada Sabtu (12 Maret 2022), memenangkan 40 dari 56 kursi di majelis negara bagian.
Hasilnya bahkan melampaui target koalisi dengan mayoritas dua pertiga, dengan ketua BN Ahmad Zahid Hamidi menyatakan bahwa hasilnya di luar dugaan.
“Kami merasa kemenangan ini merupakan hadiah bagi seluruh rakyat Johor yang telah kembali menaruh kepercayaan kepada BN,” kata Ahmad Zahid dalam pidato kemenangan usai diumumkan hasilnya.
Di sisi lain, hasil pemungutan suara hari Sabtu terbukti mengecewakan bagi koalisi Pakatan Harapan (PH) dan Perikatan Nasional (PN).
Pakatan Harapan (PH) yang terdiri dari Democratic Action Party (DAP), Parti Keadilan Rakyat (PKR) dan Parti Amanah Negara (Amanah) hanya merebut 12 kursi.
Perikatan Nasional (PN) yang terdiri dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), Parti Islam Se-Malaysia (PAS) and Parti Gerakan Rakyat Malaysia (Gerakan) meraih tiga kursi.
Partai berbasis pemuda, Malaysian United Democratic Alliance (MUDA), yang melakukan debut politiknya, memenangkan kursi.
Hasilnya adalah kemenangan yang sangat manis bagi BN dan partai komponen utamanya, United Malay National Organisation (UMNO), setelah mereka kehilangan pemerintah negara bagian Johor dari oposisi PH pada 2018.
Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Malaysia bahwa Johor, yang dianggap sebagai benteng BN dan benteng UMNO, jatuh ke pihak oposisi.
Mengikuti hasil pada tahun 2018, PH memimpin pemerintah negara bagian Johor. Namun, setelah manuver politik yang dikenal sebagai “Sheraton Move” pada Februari 2020 yang membuat Bersatu meninggalkan PH, koalisi digulingkan dari pemerintah federal.
Pemerintah negara bagian PH Johor juga jatuh, dan pemerintahan baru yang terdiri dari BN dan PN mengambil alih sampai majelis negara bagian dibubarkan pada bulan Januari.
Dengan kembalinya BN dalam jajak pendapat Johor, analis percaya bahwa koalisi kemungkinan akan mendorong pemilihan umum yang akan diadakan dalam waktu dekat.
Partai-partai lain, terutama koalisi oposisi utama PH, perlu kembali ke papan gambar dan mengkaji ulang strategi mereka jika ingin memenangkan pemilihan umum berikutnya, kata mereka kepada CNA.
