Monday, April 29, 2024
spot_img
HomeNewsPPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang Hingga 14 Maret 2022

PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang Hingga 14 Maret 2022

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa kasus harian dan kasus aktif Covid-19 di luar Jawa-Bali mulai mengalami penurunan. Meskipun masih di atas 1, angka reproduksi kasus efektif (Rt) di luar Jawa-Bali juga menurun signifikan.

Pemerintah memastikan untuk kembali memperpanjang masa status PPKM untuk luar Jawa-Bali dari 1-14 Maret 2022. Keputusan ini diambil berdasarkan perkembangan kasus Covid-19 di luar Jawa-Bali yang terus naik.

Hal tersebut diungkapkannya dalam keterangan pers usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin oleh Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (07/03).

“Beberapa provinsi telah lewat puncak kasus, yaitu ada dalam tren penurunan, yaitu Sulawesi Utara, Papua, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Sumatra Barat, Kepulauan Riau, dan Lampung, serta Riau, yang (tren) masih naik di Kalbar (Kalimantan Barat) dan NTT (Nusa Tenggara Timur),” ungkap Airlangga.

Secara rinci Airlangga menyampaikan, kasus konfirmasi harian di luar Jawa-Bali per 6 Maret 2022 sebanyak 8.158 kasus atau menurun dari puncaknya per 23 Februari 2022 yang mencapai 19.807 kasus.

“Kasus aktif, puncaknya 3 Maret 2022 sebanyak 183.482 (kasus) dan saat sekarang per 6 Maret 2022 171.217 (kasus). Kasus kematian 91 kasus per 6 Maret 2022 dengan CFR 2,61 dan sebagian besar adalah memiliki komorbid, lansia, dan belum vaksinasi lengkap,” imbuhnya.

Menko Perekonomian menyampaikan, terdapat tiga provinsi di luar Jawa-Bali dengan kasus aktif tinggi atau di atas 15 ribu kasus, namun tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit (RS) di daerah tersebut masih terkendali dan konversi tempat tidur untuk penanganan Covid-19 juga masih rendah. Ketiga provinsi tersebut adalah:

  1. Sumatera Utara dengan 21.338 kasus aktif dan BOR 26 persen serta konversi 21 persen
  2. Kalimantan Timur (Kaltim) dengan 15.603 kasus dan BOR 35 persen serta konversi 25 persen
  3. Sulawesi Selatan dengan 15.131 kasus dan BOR 31 persen serta konversi 18 persen

Airlangga menambahkan, pemerintah juga menyediakan fasilitas isolasi terpusat (isoter) dengan kapasitas 36.470 tempat tidur. Tingkat keterisian isoter tersebut hanya sekitar 10 persen.

“(Sebanyak) 9 provinsi BOR isoternya 0. Beberapa yang isoternya masih tinggi adalah di Kaltim dan Kepri (Kepulauan Riau), 49 dan 33 persen,” imbuhnya.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments