Banyak informasi mengenai kondisi dari pasokan BBM di daerah Pangkalpinang mengalami kelangkaan. Dari dampaknya terlihat antrean mengular dan kendaraan roda dua sampai roda empat pun mengular hampir di semua SPBU di daerah Pangkalpinang dan sekitarnya.
Sebenarnya dari kejadian kelangkaan BBM ini sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir. Hal tersebut terjadi karena pengurangan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari pihak Pertamina sendiri. Sehingga ada proses pengurangan stok dan membuat proses konsumsinya juga semakin cepat.
Dilansir dari pertugas SPBU di daerah Pangkalpinang sendiri telah mengatakan pihaknya masih mendapatkan pengurangan pasokan yang bisa dikatakan cukup drastis dari pihak Pertamina dalam beberapa hari terakhir.
Besara nilai kuota yang diberikan terakhir kali pada jenis Pertalite sendiri bisa mencapai 16KL. Sedangkan dari versi Pertamax sendiri beberapa hari terakhir selalu kosong hampir di semua SPBU.
Dari pasokan jenis solar terlihat masih terpenuhi, sehingga untuk kendaraan dengan bahan bakar solar sendiri masih bisa mendapat kebutuhan secara normal.
Dilansir dari pernyataan petugas SPBU tersebut ada pasokan yang umum diberikan sebesar 32KL per hari. Akan tetapi, ada kebijakan dari Pertamina yang mana langsung menurunkan kapasitas pengiriman menjadi 24KL pada Rabu 8 Desember 2021 lalu dan kemudian ada pengurangan lagi mencapai 16KL sehari setelahnya.
Pemberian kuota ke pihak SPBU belum diperhitungkan secara matematis oleh konsumen, bahkan kesan dari pengurangan kapasitas pengiriman tersebut terkesan mendadak hingga dalam dua tiga hari ke depan kemungkinan masih belum ada perubahan mengenai stok pengiriman.
Kondisi pengurangan stok tersebut juga dikeluhkan masyarakat karena mereka sendiri kesulitan dalam mendapat BBM jenis Pertalite dan Pertamax.
Tidak jarang para pengendara ataupun warga tidak mendapatkan jatah bensin dan pulang dengna tangan kosong meskipun sudah mengantre selama berjam-jam. Tidak hanya di tingkat SPBU saja, tetapi kelangkaan BBM sendiri juga sudah terjadi di tingkat
Pengecer, sehingga kemungkinan besar harga dari bensin eceran di masyarakat sendiri akan meningkat karena posisi ketersediaan barang tidak bisa terpenuhi.
