Beberapa waktu lalu terdengar ada satu kampung di Kecamatan Jenu yang mendadak menjadi miliarder setelah tanahnnya dibeli oleh pihak PT Pertamina dengan nominal fantastis.
Dari kejadian tersebut masyarakat di kampung miliarder tersebut membeli segudang mobil dan tidak sedikit yang mengalami kecelakaan karena belum terbiasa mengendarai mobilnya.
Baru-baru ini terdengar dari Aliansi warga enam Desa mulai dari Rawasan, Mentoso, Wadung, Sumurgeneng, Beji, dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu melakukan unjuk rasa di Kilang Minyak Pertamina Grass Root Refinery, pada Senin 24/1/2022.
Baca Juga : Ribuan Buruh Akan Turun Aksi di Depan Gedung DPR Pada 7 Februari, Ada Apa?
Kurang lebih 100 massa terlibat termasuk karang taruna enam desa di daerah ring perusahaan tersebut mengenai pihak PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia PT PRPP dinilai tidak kooperatif.
Para pengunjuk rasa tersebut berasal dari desa miliarder yang sempat viral setahun belakangan karena warganya telah membeli mobil sebanyak 176 unit setelah mendapat ganti untung yang angkanya sampai miliaran rupiah.
Pada aksinya para pengunjuk rasa tersebut membawa lima tuntutan yang mana masih ditujukan pada perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia tersebut dengan beberapa rangkuman tuntutan seperti berikut.
- Pengunjuk rasa memprioritaskan warga yang terdampak untuk bisa mendapatkan kepastian mengenai rekruitmen security ataupun keamanan yang sudah dijanjikan.
- Dari semua vendor yang ada di Pertamina di dalam proses rekruitmen tenaga kerja wajib berkoordinasi dengan desa.
- Sesuai dengan janji dan tujuan pembangunan dari awal, Pertamina harus memberi kesempatan dan juga edukasi kepada warga yang terdampak.
- Pengunjung rasa memperhitungkan bahwa Pertamina masih kurang kooperatif dalam hal mempekerjakan pensiunan yang masih usia lanjut, namun warga justru dipersulit untuk bekerja dengan dalih pembatasan usia.
- Penuntut juga meminta kepada Pertamina untuk mengeluarkan vendor maupun oknum di lingkup project Pertamina yang kurang pro terhadap warga yang terdampak.
Dari beberapa tuntutan warga tersebut mendapat tanggapan dari Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, Kadek Ambara Jaya mengatakan bahwa pihak perusahaan berkomitmen untuk tetap proaktif melibatkan tenaga lokal di proses pembangunan kilang GRR ataupun Grass Root Rerfinery, Tuban.
Baca Juga : Status Micro Lockdown Resmi Dicabut, Krukut Menjadi Zona Kuning