Cukup lama Indonesia mengirim banyak tenaga kerja ke Malaysia dalam program tertentu. Saat ini Indonesia telah menjalin kerjasama dengan Malaysia hingga membuat program pengiriman 10.000 pembantu rumah tangga (PRT) ke Malaysia.
Pengiriman pekerja migran ke Malaysia tersebut sudah menjadi proyek perintis hingga menyusul penandatanganan nota kesepahaman ataupun MoU antar kedua negara.
Dikutip dari Menteri Tenaga Kerja Ri Ida Fauziyah dari Jakarta pada Selasa 25/1/2022 menjelaskan bahwa dari MoU mengenai Rekrutmen dan Penempatan Pekerja Rumah Tangga akan ditandatangani antara Malaysia dan Indonesia di Bali pada 7 dan 8 Februari 2022. Kemudian dari pernyataan tersebut juga menjelaskan bagaimana aturan dan prosedur untuk pengiriman pembantu rumah tangga yang disambut baik oleh Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia, M. Saravanan.
Dari pengumuman tersebut juga menjadi satu perkembangan penting dimana moratorium ataupun pembekukan pengiriman TKA dari Indonesia termasuk dari pengiriman PRT ini masih bisa diperpanjang sampai bulan Desember lalu.
Kemudian dari pihak Saravanan sendiri menyatakan MoU tersebut sudah disepakati yang memberi pernyataan mengenai kebijakan One Maid One House dimana sistem satu platform hingga gaji minimal untuk semua pekerja rumah tangga.
Dari kedua belah pihak juga sudah menyepakati bahwa penggunaan sistem satu pintu menjadi salah satu jalur tunggal untuk bisa menerima pekerja rumah tangga di Malaysia sendiri.
Nantinya dari proses dan biaya rekrutmen masih ditinjau kembali setiap enam bulan hingga dapat memastikan bagaimana penyesuaian di semua perkembangan saat ini seputar biaya penerbangan sampai karantina.
Saravanan juga menyebutkan ada proyek percontohan yang masih cukup penting dan signifikan hingga ada implementasi lebih tepat dalam memperbaiki semua kekurangan yang kerap kali muncul.
Indonesia juga setuju akan mengirimkan tenaga kerja mencapai 10.000 orang untuk sektor perkebunan. Bahkan Malaysia sendiri telah sepakat dalam proses perekrutan tenaga kerja bersama Bangladesh akan tetapi perusahaan sawit di Sabah dan Serawak masih tetap menghendaki pekerja dari Indonesia. Sehingga menjadi salah satu keunggulan dan kemudahan bagi Indonesia dalam mengirimkan tenaga kerja ke Malaysia.