Indonesia secara resmi menerima tongkat estafet kepemimpinan dari negara Cambodia (Kamboja) dalam ASEAN Tourism Forum (ATF) untuk periode tahun 2023.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno di Jakarta pada Senin (17/01) mengatakan, amanat ini diserahkan negara Kamboja dalam perhelatan ATF 2022 yang diselenggarakan di Sihanouksville, Kamboja.
“Jadi kami menerima tongkat estafet keketuaan ASEAN Tourism Forum untuk satu tahun ke depan. Rencananya kami akan menyiapkan beberapa kegiatan berkaitan keketuaan kita di ASEAN Tourism Forum yang nanti puncak acaranya pada Januari 2023 di Yogyakarta,” kata Sandiaga.
Sandiaga mengatakan dengan ditunjuknya Indonesia sebagai ketua penyelenggara ATF 2023 di Yogyakarta diharapkan:
- Momentum pemulihan perekonomian nasional dan regional
- Pembukaan lapangan kerja
- Menjadi pertimbangan dalam mengembangkan kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu
“Mudah-mudahan keketuaan Indonesia di ASEAN Tourism Forum 2023 (ATF 2023) ini akan semakin menyiapkan kita untuk kebangkitan ekonomi dan juga peluang-peluang ekonomi ini akan diikuti dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang sudah dibutuhkan oleh sektor pariwisata,” ungkap Sandiaga.
Sandiaga mengatakan, Yogyakarta terpilih sebagai lokasi puncak acara ATF 2023 karena dinilai memiliki kapasitas dan fasilitas yang memadai.
“Ini juga akan kita arahkan sebagai bagian daripada pengembangan Destinasi Super Prioritas (DSP) Borobudur yang sudah diakui sebagai Situs Warisan Dunia dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO),” katanya.
Sandiaga juga mengungkapkan penunjukan Yogyakarta yang berlokasi relatif dekat dengan Destinasi Super Prioritas (DSP) Borobudur ini diharapkan dapat memberikan kesan yang mendalam bagi para delegasi negara-negara ASEAN yang datang berkunjung. Terutama bagi anggota delegasi asal Kamboja, Laos, Thailand, dan Vietnam yang mayoritas beragama Buddha.
“Mudah-mudahan Borobudur ini tidak hanya menjadi destinasi yang populer, namun juga penuh makna. Terutama untuk pasar-pasar seperti Kamboja, Laos, Thailand, dan Vietnam karena ada banyak umat Buddha di negara-negara tersebut,” ujar Sandiaga.
Sandiaga juga mengapresiasi pembentukan PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney sebagai BUMN yang menjadi holding pariwisata di Indonesia. Menparekraf berharap kehadiran InJourney dapat menjadi sarana pembangkit perekonomian nasional dan pembuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
“Saya sangat mengapresiasi karena ini adalah bentuk langkah yang sangat strategis untuk menyatukan dari segi regulasi, kebijakan, dan eksekusi. Saya berharap ini menjadi suatu awal dan kebijakan yang sangat tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu yang sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat yaitu lapangan kerja,” ujarnya.