Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menegaskan komitmen pemerintah untuk melanjutkan kebijakan hilirisasi industri. Salah satunya adalah dengan menghentikan ekspor bahan mentah (raw material).
“Kebijakan kita mengenai hilirisasi, ini akan kita teruskan. Kalau sudah kita setop (ekspor bahan mentah) nikel, nikel setop, meskipun kita dibawa ke WTO (World Trade Organisation) oleh EU (Uni Eropa), ya silakan enggak apa-apa. Ini nikel kita kok, dari bumi negara kita kok,†ujar Presiden saat menyampaikan pidato kunci pada Kompas100 CEO Forum, Kamis (18/11) di Istana Negara, Jakarta.
Presiden menegaskan kebijakan hilirisasi industri ini akan memberikan nilai tambah sekaligus membuka lebih banyak lapangan pekerjaan di Indonesia.
“Kita kirim raw material dari Indonesia ke Eropa, ke negara-negara lain, yang buka lapangan kerja mereka dong, kita enggak dapat apa-apa,†imbuhnya.
Tak hanya menghentikan ekspor bahan mentah nikel, Indonesia juga akan secara bertahap menghentikan ekspor bahan tambang lain seperti bauksit dan tembaga.
“Nikel, pertama udah setop. Tahun depan mungkin bisa setop bauksit, kalau smelter kita siap, setop bauksit. Sehingga kita bisa membuka lapangan kerja, hilirisasi, industrialisasi di negara kita. Bauksit sudah, tahun depannya lagi setop tembaga,†ujar Kepala Negara.
Dengan penghentian ekspor nikel, Kepala Negara memperkirakan akan terjadi peningkatan nilai ekspor hingga mencapai USD 20 miliar di akhir tahun ini.
“Akhir tahun perkiraan saya, estimasi saya bisa 20 miliar Dolar AS hanya dari kita setop nikel. Dan perkiraan saya kalau nanti jadi barang-barang yang lain, perkiraan saya bisa USD 35 miliar hanya dari satu barang. Sehingga nanti neraca perdagangan kita baik, neraca transaksi berjalan kita menjadi semakin baik,†ujarnya.
Di hadapan para CEO yang hadir, Kepala Negara menekankan agar semua pihak memiliki strategi yang sama terkait hilirisasi industri ini.
“Kita tidak berbicara perusahaan per perusahaan, tapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana ini dilakukan hilirisasi, industrialisasi,†ujarnya.
Lebih lanjut, Presiden menekankan pentingnya integrasi antara produk-produk yang ada.
“Tetapi yang lebih penting lagi bagaimana mengintegrasikan ini. Nikel terintegrasi dengan tembaga, terintegrasi dengan timah, terintegrasi dengan bauksit semuanya. Kalau terintegrasi nanti barang jadinya akan betul-betul dari kita semuanya bahannya,†tandasnya.