Dalam beberapa tahun terakhir pemakaian Gas 3KG khusus untuk masyarakat kurang mampu masih terus bertambah. Hanya saja baru-baru ini dari pihak Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BPKM) Bahlil LAhadalia memberi informasi akan ada rencana besar yang nantinya memberi pengaruh terhadap kehidupan masyarakat luas.
Rancangan dari mengganti penggunaan Liquid Petroleum Gas atau LPG dalam kebutuhan rumah tanggan seperti memasak hingga dari kebutuhan bisnis kecil akan diganti memanfaatkan Dimethyl Ether ataupun DME.
Banyak warga pastinya tidak mengerti seperti apa fungsi dari pengganti bahan bakar LPG tersebut. Sehingga dalam beberapa tahun ke depan potensi perubahan ini akan berlanjut. Dikatakan gasifikasi batu bara ataupun Dimethyl Ether atupun DME ini digunakan untuk menggantikan bahan bakar kebuthuan memasak.
Sedangkan dari proyek investasi penggantian LPG ke DME ini akan masuk ke dalam anggaran Januari 202 mendatang. Bahkan ada keterlibatan dari Air Products And Chemicals serta Pertamina dan perusahaan lainnya untuk memberi proses lebih valid dan berkualitas.
Banyak rencana yang ingin diperhitungkan dalam pergantian LPG ke DME. Bahkan dari nilai investasi tersebut bisa mencapai Rp 636 triliun. Sebuah angka fantastis yang nantinya akan memberi prospek besar pada hilirisasi terhadap batubara kalor rendah.
Pemakaian batu bara untuk kebutuhan memasak memang masih rendah. Kemudian investasi perusahaan BUMN dan swasta nasional bisa menjadi soluisi. Sehingga proses dari hilirisasi dalam rangka mendapat pengganti LPG ke batubara DME juga akan terus digenjot lebih cepat.
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo mengenai transformasi ekonomi dimana pergantian LPG ke DME ini dilakukan untuk bisa mengurangi nilai impor. Dalam setiap tahun impor bisa mencapai 6 juta, sedangkan cadangan devisa ke luar masih bisa mencapai 70 triliun. Karena itu secara perlahan untuk mengurangi impor LPG akan diganti menggunakan DME.
Kita bisa lihat banyak spekulasi membuat penggunaan batubara sebagai bahan bakar untuk memasak di skala rumah tangga dianggap cukup efektif. Bahkan salah satu keunggulan dari DME ini adalah lebih murah dibandingkan LPG.
TIdak hanya mengurangi impor saja, tetapi ada perhitungan dari pengembangan dari rancangan perubahan sumber energi lebih hemat dan nantinya bisa menciptakan lapangan kerja baru.
