Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan pembukaan pariwisata Bali bagi wisatawan asing pada bulan Oktober 2021. Merujuk pada kasus Covid-19 yang mulai menurun di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kepada media pada Jumat 17 September lalu bahwa persiapan Bali menyambut kembali wisatawan asing sedang berlangsung.
Pembukaan wisata Bali direncanakan pada tahap awal hanya untuk negara yang dengan penyebaran kasus Covid-19 rendah, seperti Korea Selatan, Jepang, Singapura, dan Selandia Baru.
Luhut mengatakan para pengunjung nantinya masih perlu menjalani karantina.
Australia dapat bergabung dalam daftar jika vaksinasi mencapai target 80 persen pada November. Pada 19 September, setidaknya 46 persen warga Australia telah vaksinasi penuh.
Saat ini, Indonesia hanya mengizinkan warga negara asing yang memiliki visa diplomatik atau visa kerja. Warga negara asing juga diizinkan masuk apabila memenuhi syarat untuk pengecualian lainnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (Kemenparekraf / Baparekraf), Sandiaga Uno, pada Sabtu, 25 September 2021, mengatakan “Bali is ready”. Pemerintah dalam tahap evaluasi final dan jika semua sesuai rencana, maka bulan depan atau Oktober 2021, maka Bali dapat menerima wisatawan mancanegara.
Dari hasil kunjungan ke Bali selama Jumat dan Sabtu, 24-25 September 2021, Sandiaga Uno menilai industri pariwisata di Bali semakin baik. Masyarakat juga kian patuh terhadap protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Ditambah kasus Covid-19 di Bali sudah terkendali.
Hanya saja, jika dalam periode sepekan ini ada sesuatu di luar rencana dan belum memungkinkan untuk membuka wisata, Sandiaga Uno mengatakan, maka pemerintah dapat memaksimalkan tiga zona hijau Covid-19 yang ada di Bali. Tiga zona hijau itu adalah Sanur, Ubud, dan Nusa Dua.
Sandiaga Uno mendorong para pelaku usaha pariwisata di Bali menjalankan program peningkatan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam menerapkan protokol kesehatan dengan prinsip Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE). “Harus ada yang mengingatkan agar patuh protokol kesehatan,” ujarnya. Salah satu caranya, menurut Sandiaga, misalkan dengan melibatkan pecalang atau petugas keamanan adat Bali dalam monitoring dan evaluasi CHSE.
Sandiaga mengaku telah mencatat sejumlah masukan yang akan dibawanya dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri pada tanggal 30 September 2021 mendatang. Rapat tersebut akan menjadi ruang untuk memutuskan langkah selanjutnya untuk membuka kembali pariwisata Bali.