Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Pidato Kemaritiman secara virtual yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dalam rangkaian peringatan acara Hari Maritim Nasional (HMN) ke-57 tahun 2021, pada Kamis (23/9).
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyampaikan mengenai perayaan Hari Maritim Nasional dan pembangunan kemaritiman menuju Indonesia emas 2045. Presiden Jokowi mengatakan sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi menjadi poros maritim dunia.
Tidak hanya itu Presiden Jokowi juga mengatakan dalam pidatonya bahwa Identitas Indonesia sebagai bangsa maritim harus terus dipulihkan dan dikokohkan.
“Jangan hanya melalui jargon-jargon kemaritiman semata tetapi melalui kerja nyata di berbagai bidang. Sudah seharusnya kita memperkokoh ekonomi growth kita, blue economy kita,†kata Presiden.
Lebih lanjut Presiden Jokowi menegaskan perlunya kerja keras untuk meningkatkan konektivitas laut dan keamanan maritim. Hal ini dilakukan untuk melindungi kepentingan rakyat dan kepentingan nasional.
Selain itu, Presiden juga mengingatkan agar potensi maritim perlu terus diberdayakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan meningkatkan nilai tambah serta mempersatukan negara Indonesia.
Terkait hal itu, Presiden Jokowi menekankan bahwa pemerintah telah dan terus bekerja untuk meningkatkan konektivitas ribuan pulau di Indonesia. Bukan hanya melalui pembangunan pelabuhan besar dan kecil yang berada di pulau-pulau kecil dan terisolir tetapi juga menghubungkannya melalui program tol laut.
“Dengan konektivitas antarpulau, diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Selain itu juga untuk memudahkan mobilitas manusia dan barang,†kata Presiden lagi.
Adapun konektivitas antarpulau dapat dimanfaatkan untuk memberdayakan potensi perekonomian masyarakat pantai, antara lain:
1) Potensi industri pangan yang berbasis laut seperti perikanan dan hayati laut
2) Potensi pariwisata maritim
3) Potensi industri obat dan suplemen kesehatan berbasis kekayaan hayati dan nabati laut
“Ini bisa menjadi basis pertumbuhan ekonomi indonesia yang merata ke seluruh pelosok nusantara,†ungkap Kepala Negara.
Untuk mendukung upaya tersebut, Presiden Jokowi mengatakan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) menempati posisi sangat strategis. Seperti, pemanfaatan dan pengembangan Iptek di dunia perkapalan dan pertumbuhan industri perkapalan dalam negeri harus terus menerus diupayakan.
“Bukan hanya industri pembuatan kapal saja, tetapi juga industri jasa perhubungan dan jasa logistik berskala global harus terus kita kembangkan. Kita harus jadi raja di laut kita,†tegas Presiden Jokowi.
“Laut bukanlah tempat untuk membuang yang tidak kita perlukan, tetapi laut adalah tempat kita bersandar hidup. Laut adalah sumber penghidupan dimana banyak rejeki tersimpan di dalamnya. laut adalah anugerah Tuhan yang harus kita jaga harus kita muliakan,†ujar Presiden Jokowi.
“Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara arif dan bijak akan membuat kita menjadi negara yang kuat dan makmur berbasis kekuatan kemaritiman kita. Selamat Hari Maritim Nasional, mari kita wujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Indonesia yang kuat, maju, dan berkeadilan,†pungkasnya mengakhiri.
Sementara dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan, dalam arahannya mengatakan sebutan sebagai negara maritim layak diberikan kepada Indonesia jika mampu menguasai lautan untuk kejayaan negara dan kesejahteraan rakyat.
Selain itu, menurutnya menjadi negara kepulauan bagi Indonesia adalah suatu anugerah dan takdir dari Tuhan yang patut disyukuri karena kekayaan sumber daya alamnya. Sebagai bangsa bahari yang besar, Indonesia harus mampu mengelolanya dengan penuh tanggung jawab untuk menyejahterakan rakyat dan menjadi bagian dalam menopang pembangunan ekonomi nasional.
Lebih lanjut Menko Marves Luhut mengatakan, Presiden Jokowi pada awal pembentukan kabinet kerja mencanangkan visi untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Menurutnya, hal tersebut benar karena Indonesia terletak pada posisi silang.
“Banyak kalangan dan komunitas menerjemahkan sebagai kepentingan dan pemahamannya masing-masing akan tetapi sepertinya yang dimaksud Presiden Joko Widodo adalah pengembangan kejayaan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat dan bangsa bahari yang unggul seperti di era nenek moyang kita kembali menjadi pusat peradaban maritim dunia,†ujar Menko Marves Luhut.
Oleh karena itu, Menko Marves Luhut menekankan kemaritiman harus menjadi visi bangsa Indonesia dan arus utama pembangunan nasional seharusnya berbasis kemaritiman.
“Jadi, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional harus mempertimbangkan jati diri Indonesia sebagai negara kepulauan,†ujarnya lagi.
Pada 2025, Menko Marves Luhut menuturkan periode Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional yang pertama akan berakhir dan selanjutnya akan memasuki periode perencanaan jangka panjang berikutnya yakni 2025-2045.
“Ini kesempatan yang baik untuk masukan pemikiran jangka panjang pembangunan kemaritiman. Kita harus membuat peta jalan yang jelas sehingga armada pembangunan kemaritiman dapat sampai ke pelabuhan akhir menjadikan Indonesia pusat peradaban maritim dunia pada tahun 2045 di mana kita seratus tahun merdeka,†tuturnya.
Dalam peringatan tersebut hadir pula secara virtual Menko PMK Muhadjir Effendi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba, serta audience lain dari seluruh Indonesia.