Junta Myanmar akan mengadili mantan pemimpin Myanmar yang digulingkan oleh militer, Aung San Suu Kyi karena korupsi dan akan menambah sejumlah kasus yang sedang berlangsung dan bisa membuatnya dipenjara selama beberapa dekade, kata pengacara pada Jum’at (17/9).
Aung San Suu Kyi telah berada di bawah tahanan rumah sejak dia dan pemerintah terpilihnya digulingkan oleh militer dalam kudeta Februari 2021 yang memicu pemberontakan massal dan tindakan brutal terhadap warga yang bebeda pendapat.
Peraih Nobel berusia 76 tahun itu saat ini diadili karena mencemooh pembatasan virus corona selama jajak pendapat, partainya menang telak tahun lalu, mengimpor walkie-talkie dan hasutan secara ilegal.
Aung San Suu Kyi akan menghadapi persidangan baru atas empat tuduhan korupsi yang dimulai pada 1 Oktober 2021 di ibu kota Naypyidaw, kata pengacaranya Khin Maung Zaw.
Setiap dakwaan korupsi diancam hukuman maksimal 15 tahun.
Uji coba yang sedang berlangsung ditunda selama dua bulan ketika Myanmar bergulat dengan lonjakan virus corona dan baru dilanjutkan minggu ini, dengan Aung San Suu Kyi melewatkan hari pertama dengan alasan kesehatan.
Junta juga mendakwanya karena menerima pembayaran emas secara ilegal dan melanggar undang-undang kerahasiaan era kolonial, meskipun ini belum dibawa ke pengadilan.
Pemerintah Liga Nasional untuk Demokrasi-nya digulingkan oleh militer karena dugaan kecurangan pemilih selama pemilihan 2020, di mana ia mengalahkan partai politik yang bersekutu dengan para jenderal.
Pemberontakan nasional dan kerusuhan yang sedang berlangsung telah melumpuhkan perekonomian negara Asia Tenggara.
Lebih dari 1.100 orang tewas dan lebih dari 8.000 ditangkap, menurut kelompok pemantau lokal.
