INAKINI.COM – Indonesia menjadi salah satu negara penghasil nilai CPO tertinggi di dunia. Polemik dari tingginya harga minyak nabati di pasaran masih belum bisa ditangani secara tuntas oleh pemerintah.
Sehingga ada respon dari pasar dimana semua produk pangan di dunia kemungkinan besar bisa memberi efek terhadap kelangkaan barang dan sebagainya.
Bukan hanya menjadi bahan baku minyak goreng dimana CPO ini juga bisa dipakai sebagai bahan campuran mentega, kemudian sabun, dan biskuit.
Baca Juga : Eropa Turunkan Impor Meski Masih Dominan Pasokan Minyak Dari Rusia
Tidak heran bila data dari tahun 2021 dimana ada ekspor CPO yang kemudian memberi nilai turunan lebih besar di Indonesia dengan nilai omset mencapai 33.67 juta ton termasuk produk olahan CPO mencapai 25.48 juta ton.
Terdapat kontribusi CPO dari Indonesia terhadap kegiatan ekspor minyak nabati secara global yang mana perannya mencapai 60%. dari tingginya kontribusi Indonesia di dalam sistem perdagangan minyak nabati dunia inilah memberi keputusan yang mana Presiden Joko Widodo sendiri membuat larangan ekspor minyak goreng beserta bahan bakunya yang mana diprediksi bisa meningkatkan inflasi global.
Dilansir dari VOI dan juga analis Oil World, Siegfreid Falk menjelaskan menjadi satu kabar buruk dimana konsumen minyak nabati di berbagai negara belahan dunia masih bergantung pada produksi minyak sawit sehingga dari kekurangan pasokan minyak kedelai, biji matahari, dan rapeseed oil juga memberi dampak cukup besar terutama terjadinya inflasi.
Baca Juga : Hari Ini Presiden Jokowi Lepas Kontingen SEA Games Vietnam
Tidak hanya Indonesia saja, tetapi Argentina juga memutuskan untuk membatasi ekspor minyak nabati hingga akhirnya ada pasokan yang harus dijaga di dalam negeri sehingga menekan adanya inflasi.
Argentina sendiri dikenal sebagai eksportir utama minyak kedelai yang mana sampai sekarang memutuskan untuk bisa memangkas setengah pasokan minyak kedelai pada pertengahan Maret lalu hingga akhirnya Argentina ini berhasil menaikkan pajak di sektor ekspor agar dapat memenuhi pasokan domestik.
Indonesia maupun Argentina sepertinya tidak memiliki opsi lainnya, karena dari awal ada dampak jangka pendek yang mana mampu berimbas ke sektor kebutuhan bahan makanan seperti mie, sabun, shampo dari bahan pembuatnya minyak nabati.