INAKINI.COM – Paviliun Singapura di Expo 2020 Dubai memenangkan penghargaan emas pada Rabu (30 Maret 2022), berdasarkan pengumuman Bureau International des Expositions (BIE).
Paviliun Singapura dianugerahi penghargaan emas untuk Arsitektur dan Lansekap untuk kategori ukurannya. Sementara Finlandia dan Qatar dianugerahi penghargaan perak dan perunggu masing-masing dalam kategori yang sama.
Penerima penghargaan diputuskan oleh juri internasional yang terdiri dari sembilan ahli di berbagai bidang yang relevan. Juri mengunjungi setiap paviliun internasional di Expo pada bulan Januari dan Maret 2022.
Sebanyak 51 penghargaan diserahkan dalam closing ceremony World Expo Dubai 2020 pada Kamis (31 Maret 2022).
Bertema “Nature, Nurture, Future“, Paviliun Singapura memamerkan kisah Singapura dalam mengatasi keterbatasan fisiknya dan menyesuaikan diri untuk menjadi “kota yang sangat layak huni dan berkelanjutan”.
Paviliun juga bertujuan untuk mendorong “pengunjung untuk merenungkan peran mereka dalam membina hubungan yang lebih kuat antara alam dan lingkungan buatan”, kata situs paviliun.
Paviliun Singapura dirancang untuk memiliki dampak minimal terhadap lingkungan sebagai ekosistem mandiri untuk mencapai energi nol bersih selama periode acara.
Semua kebutuhan energi paviliun dipenuhi oleh 517 panel surya di kanopi atap. Air tanah salin yang diambil di lokasi didesalinasi di paviliun dengan proses reverse osmosis untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan penggunaan, seperti irigasi dan gerimis, untuk mencapai sistem air loop tertutup.
Itu juga menampilkan berbagai macam tanaman, termasuk yang asli Singapura. Mereka ditanam di sepanjang perimeter paviliun untuk membentuk kanopi terpadu yang akan membantu menahan angin kencang, memberikan keteduhan bagi pengunjung dan menciptakan iklim mikro di dalamnya.
Terlepas dari panasnya gurun, naungan atap kanopi, vegetasi subur dikombinasikan dengan kipas kabut kering yang ditempatkan secara strategis membantu menciptakan pengalaman yang nyaman bagi pengunjung.
Kipas angin menghasilkan kabut halus dan menurunkan suhu yang dirasakan sebesar enam hingga 10 derajat Celcius tanpa AC.
Paviliun memamerkan bagaimana “lingkungan buatan dapat hidup berdampingan dengan alam dan nyaman bagi pengguna akhir bahkan di lingkungan gurun,” kata situs paviliun.
Sebagai prototipe untuk kota-kota masa depan yang layak huni dan tangguh, ini merupakan cerminan etos Singapura terhadap pembangunan berkelanjutan melalui desain yang sadar dan penerapan solusi perkotaan yang inovatif dan smart urban,†katanya.