Pertumbuhan ekonomi terus ditingkatkan pemerintah dalam masa-masa pandemi yang mana tepat di bulan Februari ini ditingkatkan dari sisi panjak. Sudah berjalan penerimaan pajak bulan Januari 2022 mencapai angka Rp 109.1 trriliun ataupun memiliki peningkatan sebanyak 59.39 persen.
Pihak Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga berharap dimana pemulihan ekonomi tersebut masih bisa merata di semua bidang.
Dilansir dari konferensi Pers APBN, KiTA edisi Februari 2022 Selasa (22/2/2022) menjelaskan secara rinci pada bulan Januari pajak yang sudah disetorkan mencapai Rp 109.1 triliun. Menjadi satu prestasi sangakt baik dimana kenaikan pajak tersebut terbilang luar biasa tinggi dari penerimaan pajak yang tentu menjadi sesuatu yang harus kita syukuri namun dari sisi lain harus tetap kita waspadai.
Menkeu sendiri juga memaparkan seperti apa penerimaan pajak yang mana sudah didukung oleh PPh Nonmigas yang mencapai angka Rp 61.14 triliun hingga mengalami kenaikan mencapai 56.7 persen. Kemudian ada kontribusi dari PPN dan PPnBM yang berhasil menyentuh angka 45.86 persen ataupun memberi masukan sebanyak Rp 38.43 triliun. Sedangkan pada sektor PPh Migas mencapai Rp 8.95% yang mana ada kenaikan harga migas dengan kisaran pencapaian 281.2 persen.
Baca Juga : Menteri BUMN Targetkan BNI Go Global Melalui Kolaborasi Diaspora Indonesia
Jika melihat dari tipe pajak PPh 21 memberi kontribusi mencapai 16.7 persen ataupun mengalami peningkatan mencapai 26.9 persen. Sudah jelas dari tren peningkatan ini menjelaskan adanya perbaikan dari sisi pemanfaatan tenaga kerja.
Terlihat pula dari tingkat pengangguran yang mengalami penurunan hingga ada pembayaran bonus di akhir tahun kepada karyawan.
Sri Mulyani menambahkan ada hal menarik dari sisi perpajakan dimana PPH badan masih menjadi korporasi yang membeir sumbangan mencapai 13 persen dari total penerimaan pajak. Sehingga korporasi masih dikatakan sehat hingga ada harapan bahwa sistem ekonomi Indonesia masih kuat dan mengalami perkembangan tepat di Januari dan Februari 2022.
Lihat Juga : Obligasi & Sukuk WIKA Oversubscribed 1,5 Kali, Raih Rp 2,5T
