INAKINI.COM – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan Produk Dalam Negeri (PDN) serta memperkuat peran kontraktor lokal dalam proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Pemanfaatan PDN yang didukung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dinilai strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus memperkuat ekosistem jasa konstruksi nasional yang berkelanjutan.
“Kami terus bekerja sama dengan berbagai pihak di sektor konstruksi dan juga perguruan tinggi untuk mengembangkan teknologi serta bahan-bahan lokal. Upaya ini dilakukan untuk menekan ketergantungan pada produk impor,” ujar Menteri PU, Dody Hanggodo, seusai menghadiri Pembukaan Konstruksi Indonesia di ICE BSD, Tangerang, pada Rabu (6/11/2024).
Dody Hanggodo menegaskan bahwa penggunaan Produk Dalam Negeri (PDN) secara masif dalam pembangunan infrastruktur tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga merupakan langkah nyata dalam penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kualitas produk lokal. Hal ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk-produk impor.
“Yang terpenting dari pemanfaatan produk dalam negeri adalah upaya menumbuhkan ekosistem jasa konstruksi yang saling bersinergi dalam pengembangan produk jasa konstruksi,” tambah Dody Hanggodo.
Pada tahun anggaran (TA) 2023, Kementerian PU berhasil mencapai realisasi belanja PDN sebesar Rp171,11 triliun atau 98,99 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp172,91 triliun. Di TA 2024, Kementerian PU menargetkan penggunaan PDN sebesar 95 persen dari pagu anggaran sebesar Rp158,64 triliun, dengan realisasi hingga 5 November 2024 mencapai Rp110,78 triliun.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Konstruksi Kementerian PU, Abdul Muis, menegaskan bahwa komitmen penggunaan produk dalam negeri terus didorong melalui inisiatif seperti Gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI).
“Konstruksi Indonesia 2024 mendukung Gerakan Bangga Buatan Indonesia melalui pameran produk lokal, kemitraan, inovasi teknologi, serta pelatihan dan pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM),” ujar Abdul Muis.