Thursday, November 21, 2024
spot_img
HomeFoodKemendagri-Kementan Teken MoU Cetak Sawah Rakyat

Kemendagri-Kementan Teken MoU Cetak Sawah Rakyat

INAKINI.COM – Kementerian Dalam Negeri Indonesia (Kemendagri) bersama Kementerian Pertanian Indonesia (Kementan) menandatangani memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman mengenai program cetak sawah rakyat untuk mewujudkan swasembada pangan.

Kegiatan penandatangan MoU program cetak sawah rakyat berlangsung di Auditorium Gedung F Kantor Pusat Kementan di Jakarta, pada Jumat (7/6/2024).

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara beriklim tropis sangat berpeluang mewujudkan swasembada pangan ketimbang negara lain yang memiliki empat musim.

Tito Karnavian menilai visi dan misi Kementan dalam mewujudkan swasembada pangan merupakan langkah yang luar biasa dan patut mendapatkan apresiasi.

“Kita bisa sepanjang tahun, kita cukup air, kita memiliki tanah yang subur, lebih dari 100 volcano, dan banyak sekali sebetulnya peluang tenaga kerja lagi cukup banyak untuk mewujudkan harapan dari visi Pak Mentan itu,” kata Tito Karnavian.

Mendagri menegaskan bahwa swasembada pangan bukan persoalan mudah karena harus melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah daerah (pemda).

Menurut dia, ada beberapa langkah strategis yang perlu diperhatikan Pemerintah daerah (pemda) untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

  • Pertama, pengembangan infrastruktur pertanian.
  • Kedua, pelatihan dan pengembangan kapasitas petani.
  • Ketiga, diversifikasi pertanian dan nilai tambah.
  • Keempat, kolaborasi dan kemitraan.
  • Kelima, pemantauan dan evaluasi.

“Kami harus mengajak semua daerah ini semua paralel bekerja, mendongkrak pertanian wilayahnya masing-masing, kemudian dari pemerintah pusat memberikan dukungan dorongan memetakan mana yang perlu mendapat dukungan dan mana yang tidak,” tegasnya.

Terkait dengan anggaran pertanian, Tito Karnavian menerangkan bahwa pemda dapat memanfaatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan dana transfer dari pemerintah pusat.

Tito Karnavian mencontohkan pemda dengan pendapatan asli daerah (PAD) yang kuat seperti Banten dapat mengalokasikan sebagian pendapatannya untuk membuat beragam program pertanian.

Sementara itu, daerah dengan PAD rendah, kata dia, perlu intervensi dari pemerintah pusat agar dapat meningkatkan sistem pertanian di wilayah masing-masing.

“Nah, daerah-daerah dengan pendapatan asli daerah (PAD) rendah ini memang harus dibantu karena uangnya sudah habis buat belanja pegawai, operasional pegawai, yang wajib tadi pendidikan, kesehatan, pelayanan dasar sehingga pertanian, ya mereka tidak punya uang,” pungkas Tito Karnavian.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments