Thursday, November 21, 2024
spot_img
HomeAdvertorialInovatif! Tim Giat 9 KKN UNNES Menyelenggarakan Praktik Bersama Pembuatan Pupuk Kompos...

Inovatif! Tim Giat 9 KKN UNNES Menyelenggarakan Praktik Bersama Pembuatan Pupuk Kompos Menggunakan Sampah Organik di Desa Banyuaeng

INAKINI.COM – Klaten, 10 Juli 2024, Tim Giat 9 Universitas Negeri Semarang telah menyelenggarakan Program Kerja yakni praktek pembuatan pupuk kompos menggunakan sampah organik di Desa Banyuaeng.

Pupuk organik adalah jenis pupuk yang berasal dari bahan-bahan alami yang mengandung bahan organik, seperti sisa tumbuhan, hewan, atau limbah organik lainnya. Pupuk organik secara alami mengandung nutrisi esensial bagi tanaman, seperti nitrogen, fosfor, kalium, mikronutrien, dan bahan organik yang bermanfaat.

Program ini muncul sebagai solusi atas permasalahan pengelolaan sampah di Desa tersebut. Hingga saat ini, belum ada solusi efektif untuk menangani sampah sehingga sungai menjadi tempat akhir pembuangan sampah. Padahal, sungai di desa tersebut merupakan sumber perairan utama bagi sawah-sawah desa.

Saat musim hujan tiba, sampah yang mengendap di sungai akan terbawa arus dan berakhir di persawahan yang mengakibatkan penurunan kualitas tanah dan air irigasi. Tidak hanya mengganggu produktivitas pertanian, tetapi juga mengancam kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar.

Hal tersebut didukung oleh pendapat Lucky Hikmatun Nazal Furqon, bahwa “latar belakang diselenggarakan proker ini ialah dikarenakan di Desa Banyuaeng mayoritas penduduknya berkerja sebagai petani yang masih banyak memakai pupuk berbahan kimia”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua pelaksana program kerja tersebut dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan program kerja ini karena masyarakat di Desa Banyuaeng yang bekerja sebagai petani yang masih memakai pupuk berbahan kimia.

Acara pembuatan pupuk organik tersebut dihadiri oleh perwakilan RW, anggota KWT dan GAPOKTAN serta Kepala Desa Banyuaeng.

Setelah pemaparan materi oleh ketua pelaksana Program Kerja yakni Lucky Hikmatun Nazal Furqon yang berisi tentang manfaat serta tata cara pembuatan pupuk organik.  dilanjut dengan praktek bersama pembuatan pupuk organik. Komposisi pembuatan pupuk terdiri dari cairan EM4, cairan tetes tebu, air, dan sampah organik.

Cairan EM4 adalah larutan yang mengandung banyak bakteri yang menguntungkan, salah satu untuk aktivator yang dapat membantu mempercepat proses pengomposan dan terdapat bakteri fermentasi seperti genus lactobacillus, jamur fermentasi, actinomycetes, bakteri fotosintetik, bakteri pelarut fosfat dan ragi yang tentunya berguna untuk memfermentasi bahan organik dalam tanah, meniadi unsur-unsur organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman.

Sedangkan tetes tebu, juga dikenal sebagai molase yang akan digunakan sebagai campuran sebagai makanan bakteri dari EM4 untuk membantu proses fermentasi.

Peserta sangat antusias mengikuti langkah-langkah pembuatan pupuk yang dipandu oleh ketua pelaksana dan dibantu seluruh anggota giat lainnya. Proses pembuatannya diawali dengan mempersiapkan wadah seperti ember, plastik, pengaduk, sampah organik, cairan EM4 dan tetes tebu. Lalu campurkan EM4 dan tetes tebu ke dalam air, lalu aduk cairan hingga tercampur rata.

Setelah itu masukkan sampah organik kedalam campuran air tersebut secara bertahap kemudian letakan ke dalam komposer. Pastikan semua sampah sudah basah terkena campuran air tersebut. Kemudian tutup rapat komposer dan didiamkan selama 2-3 minggu ditempat yang kering. Selama proses fermentasi, aduk sampah dalam komposter secara berkala untuk memastikan proses pembuatan pupuk berjalan dengan baik.

Manfaat dari program kerja ini sangat signifikan. Pembuatan pupuk organik dari sampah rumah tangga dan pertanian seperti dedaunan kering dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke sungai, memperbaiki kualitas tanah pertanian, meningkatkan hasil panen dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Selain itu, program ini juga mendukung kelestarian lingkungan dengan mengurangi pencemaran air dan memperbaiki ekosistem sungai.

Dengan adanya program ini, Tim GIAT 9 KKN UNNES berharap dapat memberikan  solusi berkelanjutan bagi masalah pengelolaan sampah di Desa Banyuaeng serta kebermanfaatan bagi masyarakat desa dalam mengolah sampah organik sehingga dapat membatu menswjahterakan masyarakat dan dapat bernilai jual.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments