Thursday, November 21, 2024
spot_img
HomeTravelGrebeg Sudiro, Tradisi Akulturasi Budaya Tionghoa dan Jawa

Grebeg Sudiro, Tradisi Akulturasi Budaya Tionghoa dan Jawa

INAKINI.COM – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (Menparekraf/Kabaparekraf) mengapresiasi event Grebeg Sudiro 2024, sebuah tradisi yang digelar di Kelurahan Sudiroprajan, Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah, sebagai bentuk akulturasi budaya antara Tionghoa dan Jawa.

Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Uno saat berkunjung ke Kawasan Pasar Gede, Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah pada Sabtu (10/2/2024) menjelaskan, Grebeg Sudiro menjadi salah satu bagian 100 Karisma Event Nusantara (KEN).

Event Grebeg Sudiro yang telah memasuki tahun ke-15 itu merupakan simbol dan wujud aktualisasi, akulturasi, pembauran, dan harmoni dalam kebhinekaan di kawasan heritage Pasar Gede dan Kampung Pecinan yang menjadi bagian Kelurahan Sudiroprajan.

“Grebeg Sudiro menjadi event KEN pertama 2024 yang digelar. Saya mencari event-event seperti ini, yang bisa naik kelas dari event kelurahan naik menjadi event provinsi. Saya berharap ini bisa menjadi event internasional. Ini juga sebuah gerakan masyarakat yang menginspirasi kita untuk bangkit, ekonomi kita digerakkan dari sektor konsumsi dan di event ini kita melakukannya,” ujar Sandiaga Salahuddin Uno.

Presiden Joko Widodo, telah berpesan bahwa pascapandemi harus dipastikan ada event-event yang berkualitas yang bisa mendatangkan dampak positif langsung bagi masyarakat.

“Menariknya, selain itu adalah event pertama KEN. Event itu juga berdekatan dengan Imlek, keseruannya pas dengan budaya Jawa. Menjadi simbol bahwa kita semua saudara dalam kebhinekaan Indonesia,” ujar Sandiaga Salahuddin Uno.

Menparekraf/Kabaparekraf juga mengarahkan agar event yang digelar mulai 27 Januari sampai 24 Februari 2024 dapat dikembangkan melalui platform digital.

“Saya ingin strategi storynomic-nya dikembangkan dan didokumentasikan dalam bentuk digital sehingga event itu bisa menjadi contoh event-event lain di Indonesia. Kalau bisa konten-kontennya terus ditingkatkan,” kata Sandiaga Salahuddin Uno.

Selain berbarengan dengan perayaan imlek 2024, Grebeg Sudiro berbarengan dengan kampanye salah satu paslon capres/cawapres di Solo dan ternyata masyarakat yang datang ke kampanye itu berbelanja dan berburu wisata kuliner.

“Jadi pergerakan itu menghasilkan peningkatan kunjungan bagi wisatawan salah satunya melalui Grebeg Sudiro. Dampaknya luar biasa, ini event yang dikemas dengan baik secara waktu juga tepat berbarengan dengan Imlek dan kita saksikan penutupannya pada 22 Februari 2024. Kami akan menghitung dampaknya secara menyeluruh,” ujar Menparekraf.

‘Grebeg’ dalam tradisi Jawa, merujuk pada perayaan rutin dan ucapan syukur untuk memperingati peristiwa penting. Sementara ‘Sudiro’ diambil dari Kampung Sudiroprajan di sekitar Pasar Gede.

Tradisi ini awalnya untuk memperingati ulang tahun Pasar Gede Hardjonagoro yang digagas oleh warga etnis Tionghoa dan Jawa di Kampung Sudiroprajan.

Dengan semangat kebhinekaan, Pemerintah Kota Solo mendukung Grebeg Sudiro sebagai perayaan tahunan. Grebeg Sudiro melibatkan dua kegiatan utama, yakni sedekah bumi dan kirab budaya. Sedekah bumi mengekspresikan rasa syukur pedagang Pasar Gede dan masyarakat sekitar.

Sementara kirab budaya melibatkan kebersamaan dua etnis, Tionghoa dan Jawa, dengan menampilkan tarian khas Jawa, serta pertunjukan Liong dan Barongsai.

Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, dikenal sebagai Kampung Pecinan karena dihuni banyak etnis Tionghoa. Wilayah ini mencakup Kampung Kepanjen, Balong, Mijen, Ngampil, Samaan, Ketandan, Limolasan, dan Balong Lengkong.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments