Friday, November 22, 2024
spot_img
HomeTechnologySatelit SATRIA-1 Sukses Diluncurkan, Akan Bergerak ke Orbit 146°BT

Satelit SATRIA-1 Sukses Diluncurkan, Akan Bergerak ke Orbit 146°BT

INAKINI.COM – Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) sukses diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada Minggu (18/6) Pukul 18.21 waktu Florida atau Senin (19/6) pukul 05.21 WIB.

Peluncuran itu sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sebelumnya, tampak cuaca cerah terpantau di lokasi peluncuran.

Badan Layanan Umum Badan Aksesibilitas Teknologi dan Informasi (BAKTI) – Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia (KemenKominfo) menggelar acara Nonton Barang (Nobar) Peluncuran SATRIA-1 bersama 11 wilayah stasiun bumi, yakni Jakarta, Manado, Kupang, Kota Jayapura, Kabupaten Timika, Manokwari, Banjarmasin, Ambon, Tarakan , Pontianak dan Batam.

Di Jakarta sendiri, acara nobar dipusatkan di anjungan Skyworld, Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Para hadirin terlihat antusias memenuhi lokasi nobar sejak pukul 04.00 WIB dan diawali dengan melaksanakan Salat Subuh berjemaah di lokasi acara sebelum menonton acara peluncuran SATRIA-1.

SATRIA-1 dibawa roket Falcon 9 milik Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX). Falcon 9 adalah roket yang mendarat vertikal dan bisa dipakai ulang untuk misi selanjutnya.

Tahap pertama peluncuran SATRIA-1 berjalan lancar hingga pendorong pertama yakni roket Falcon 9 melepaskan diri dan mendarat sempurna di Bumi.

Penonton juga bersorak ketika roket bagian satu dari Falcon 9 lepas dan roket kedua melanjutkan tugasnya.

Pada tahap kedua SATRIA-1 melanjutkan perjalanan sambil dibawa pendorong kedua menuju target garis orbit, butuh waktu 27 menit hingga sampai di orbit yang sudah ditetapkan.

SATRIA-1 bakal meratakan akses internet di area tertinggal, terdepan, terluar (3T). Rencananya satelit ini bisa memfasilitasi layanan internet di 50 ribu titik fasilitas publik dengan kecepatan 4 Mbps.

Satelit itu dibangun oleh Satelit Nusantara 3 dan dirakit Thales Alenia Space (TAS) di Prancis memakai platform SpaceBus NEO.

Biaya investasi pembuatan SATRIA-1 membengkak, awalnya US$450 juta (sekitar Rp6,6 triliun) menjadi US$540 juta (sekitar Rp8 triliun).

Pembengkakan biaya itu terjadi karena adanya biaya tambahan. Salah satunya karena semula SATRIA-1 akan diangkut menggunakan pesawat Antonov, namun tidak bisa dilakukan karena kondisi perang Rusia dan Ukraina.

Pengangkutan SATRIA-1 pun dilakukan dengan kapal kargo Nordic dari perancis menuju Cape Canaveral melalui jalur laut yang membutuhkan waktu 17 hari.

Acara nobar ditutup setelah menit ke 37 ketika satelit berkapasitas 150 Gbps itu telah sampai ke target garis orbit dan melaju menuju titik orbit 146 Bujur Timur selama 145 hari ke depan jika sesuai perencanaan.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments