INAKINI.COM – Penerimaan negara tahun 2022 tercatat sebesar Rp 2.626,4 triliun atau 115,9 persen dari target.
Adapun penerimaan negara sepanjang tahun 2022 terdiri dari:
- Penerimaan pajak sebesar Rp 1.716,8 triliun (115,6 persen)
- Kepabeanan dan cukai sebesar Rp 317,8 triliun (106,3 persen)
- Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 588,3 triliun (122,2 persen)
“Memang penerimaan pajak sungguh luar biasa saat ekonomi pulih kita juga pulihkan seluruh ekonomi negara commodity boom kita kumpulkan dari kenaikan komoditas,” kata Menteri Keuangan Indonesia (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati Dalam konferensi pers APBN KiTA pada Selasa (3/1).
Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan Belanja Negara terealisasi Rp 3.090,8 triliun (99,5 persen). Meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp 2.274,5 triliun, termasuk pembayaran subsidi energi dan kompensasi Rp 551,2 triliun. Transfer ke daerah terealisasi Rp 816,2 triliun.
“Indonesia dalam mengelola guncangan dan tantangan yang mengancam APBN mampu merespon secara cepat 2020 dan kita tetap mengawal di 2021, 2022 dengan tanpa membahayakan APBN kita sendiri kembali secara cukup kuat dan kredibel untuk disehatkan kembali,” ujar Menkeu.
Menkeu menuturkan, APBN 2022 ditutup dengan defisit sebesar Rp 840,2 triliun atau 2,38 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Jauh lebih rendah dibandingkan perkiraan pemerintah sebelumnya yang sebesar 4,5 persen PDB.
“Defisit APBN 2022 berakhir dengan sangat jauh lebih kecil yaitu 2,38 persen PDB,” kata Sri Mulyani.
Sementara itu defisit keseimbangan primer mencapai Rp 78 triliun. Lebih rendah dari perkiraan, maupun dibandingkan dengan realisasi pada tahun sebelumnya.