INAKINI.COM – Kabar mengenai wajib militer Rusia yang mana memperlihatkan banyak rasa ketakutan dari banyak pihak termasuk warga.
Warga Rusia banyak yang memutuskan untuk kabur setelah pernyataan dari Presiden Vladimir Putin untuk mobilisasi wajib militer.
Warga Rusia merasa ketakutan untuk bisa direkrut menjadi tentara cadangan hingga nantinya dikirim untuk berperang melawan Ukraina.
Dari pihak Putin sendiri telah membuat perintah mobilisasi parsial hingga masih berlaku untuk warga dari kelompok tertentu saja.
Sedangkan mobilisasi tersebut memang disasar pada orang yang pernah bekerja di angkatan bersenjata hingga memiliki kemampuan militer.
Baca Juga : Manusia Kontrol AI Super, Antara Keuntungan dan Kehancuran
Sedangkan dari Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu sendiri menyatakan bahwa kurang lebih 300 ribu tentara cadangan akan dikerahkan untuk melengkapi mobilisasi tersebut.
Tugas utama dari tentara cadangan ini untuk memperkuat garis depan pasukan Rusia di Ukraina.
Berikut kami telah merangkum dari berbagai sumber pada 25 September 2022, mengenai adanya fakta-fakta mengenai wajib militer di Rusia seperti berikut:
Adanya Hukum Rusia Izinkan Adanya Mobiliasai Wajib Militer
Konsep dan aturan hukum dari Rusia sendiri telah megnizinkan mobilisasi wamil.
Adanya ketentuan tersebut dilakukan untuk bisa hadapi agresi asing terhadap serangan.
Mobilisasi Rusia tersebut memberi tujuan untuk bisa mempersiapkan ekonomi hingga memperkuat angkatan bersenjata di situasi perang.
Selain itu ada pengembangan empat bulan latihan setelah selesai rekrut wajib militer.
Baca Juga : Langkah Staking Coin Menguntungkan, Cermati Cara-Caranya
Diberi Gaji Tinggi
Dilansir dari halama Reuters tentara cadangan akan diberikan insentif finansial hingga dibayar seperti halnya tentara pekerja tetap.
Dari biaya tersebut memang terlihat lebih banyak dibandingkan upah warga Rusia saat ini.
Dasar utama gaji besar tersebut membuat banyak laki-laki di provinsi dengan upah rendah tertarik masuk sebagai tentara cadangan.
Ada Perploncoan yang Tergolong Brutal
Perploncoan masih dilakukan pada wajib militer Rusia bahkan sudah jadi tradisi sebelum Uni Soviet runtuh.
Sejak dahulu, pemuda warga Rusia masih berupaya menghindari wajib militer tersebut.
Para anak muda merasa takut dengan adanya ritual perpeloncoan yang disebut sebagai nama dedovshchina.
Baca Juga : Rekomendasi Aset Crypto Cocok Untuk Staking Bagi Trader Pemula