Direktur Utama PT Danareksa, Arisudono Soerono menyebut Holding Danareksa adalah holding yang unik. Bila holding BUMN lain pada umumnya bergerak di satu sektor industri, holding Danareksa justru menaungi beragam sektor industri.
“Oleh karena itu, upaya pembentukannya cukup kompleks, dengan beragam pemangku kepentingan, dan diperlukannya 5 Peraturan Pemerintah, yang berkat dukungan Pak Menteri dan para hadirin sekalian, dituntaskan di awal tahun ini melalui PP Nomor 7 Tahun 2022 tertanggal 24 Januari 2022,” kata Ari.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2022 terdapat 10 perusahaan BUMN yang bergabung menjadi anggota Holding, yakni:
- PT Perusahaan Pengelola Aset
- PT Kawasan Industri Medan
- PT Kawasan Industri Wijayakusuma
- PT Kawasan Industri Makassar
- PT Kawasan Berikat Nusantara
- PT Surabaya Industrial Estate Rungkut
- PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung
- PT Nindya Karya
- PT Balai Pustaka
- PT Kliring Berjangka Indonesia
10 perusahaan BUMN yang bergerak di Jasa Keuangan, Konstruksi, Kawasan Industri dan Teknologi ini menambah portofolio anak perusahaan dan entitas asosiasi Danareksa yang awalnya berjumlah 5 perusahaan, kini menjadi total 15 perusahaan.
“Selanjutnya sesuai peta jalan Kementerian BUMN, masih ada 6 BUMN lagi yang akan diinbreng-kan sebagai tahap 2 holding Danareksa, yang kami rencanakan untuk dilakukan di tahun ini,” jelas Ari.
Sebagai induk holding, perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1976 ini berkomitmen berkomitmen untuk meningkatkan skala entitas yang dikelola dan memberikan manfaat kepada stakeholders melalui 25 inisiatif strategis di bidang Tata Kelola, Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi, Keuangan, dan Manajemen Resiko, serta pembentukan PMO- PMO untuk sinergi dan penciptaan nilai tambah.
Ari menjelaskan Holding Danareksa beranggotakan perusahaan BUMN skala kecil dan menengah dengan rata-rata aset sebesar Rp 3,5 Triliun yang ketika dijadikan satu dibawah holding memberi kekuatan baru.
“Pada saat disatukan menjadi holding, maka keseluruhan aset holding tahap 1 menjadi Rp49,1 Triliun dengan laba bersih di tahun 2020 proforma konsolidasi tahap 1 adalah Rp 468,6 miliar dan laba bersih tahun 2021 proforma konsolidasi tahap 1 adalah Rp 796 miliar,” tambahnya.