Urip juga menambahkan bahwa adanya peningkatan konsentrasi PM 2.5 di area Jakarta dan sekitarnya pada beberapa hari terakhir dipengaruhi faktor tertentu.
Terdapat faktor penentu kualitas buruknya udara di Jakarta diantaranya transportasi, residensial, hingga sumber regional di kawasan industri dekat Jakarta.
Urip menambahkan secara langsung adanya proses pergerakan polutan udara PM 2.5 yang dipengaruhi adanya pola angin.
Dari pola angin tersebut membawa PM 2.5 dari sumber emisi hingga dapat bergerak ke lokasi lain hingga mempercepat peningkatan konsentrasi PM 2.5.
Baca Juga : Harga Tiket Jakarta Fair 2022 Dan Cara Membelinya
“Pola angin lapisan permukaan memperlihatkan pergerakan massa udara dari arah Timur dan Timur Laut yang menuju Jakarta, dan memberi dampak terhadap akumulasi konsentrasi PM 2.5 di wilayah ini,” kata Urip.
Tidak hanya itu saja, peningkatan dari PM 2.5 tersebut memiliki korelasi positif hingga adanya kadar uap air di udara yang terlihat tinggi.
Sedangkan dari beberapa hari terakhir tingginya kelembapan udara relatif memberi efek terhadap peningkatan absorpsi hingga membuat kualitas udara menjadi lembab.
Dari peningkatan udara PM 2.5 tersebut diharapkan ke semua masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan hingga memproteksi dengan mengenakan masker.
