INAKINI.COM – Perkiraan harga minyak dunia masih terus meningkat karena banyak faktor. Dalam menanggapi kenaikan harga minyak dunia pastinya Pemerintah memiliki langkah salah satunya meningkatkan harga beli dari BBM non subsidi yang mana dapat naik sampai ke angka Rp 16.000 per liternya.
Hal tersebut masih diperhitungkan dimana hal tersebut bisa saja terjadi kenaikan yang sebelumnya berada di angka Rp 14.526 per liter sehingga Pemerintah sendiri masih menyesuaikan akses tren harga minyak dunia.
Dilansir dari pernyataan Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gajah Mada (UGM), Fahmy Radhi dengan melihat harga minyak dunia yang cepat meningkat dimana Pertamina sudah saatnya mengkoreksi harga dan bisa saja menaikkan harga Pertamax di kisaran Rp 14 ribu sampai 15 ribu per liter sehingga tidak terlalu memberi beban besar terhadap APBN.
Baca Juga : Jokowi Titip Pesan ke Erick Thohir, Pecat Petinggi BUMN yang Masih Gemar Impor Barang
Pengamat Energi Fahmy Radhi pada Sabtu (26/3/2022) juga memperhitungkan bahwa Pertamina sudah menaikkan Pertamax ke atas sehingga bisa dikatakan keputusan tersebut dinilai tepat. Jika harga minyak dunia berada di atas 100 Dolar per barrel maka pihak Pertamina perlu menaikkan harga Pertamax.
Ada tambahan dimana harga Pertamax ini tidak memberi pengaruh terhadap inflasi dan tidak menurunakn daya beli masyarakat.
Bahkan ada poin nilai konsumen sekitar 12% melihat Pertamax tidak dipakai transportasi sehingga secara tidak langsung beban biaya distribusi memicu kenaikan harga kebutuhan pokok yang dapat mendatangkan inflasi hingga memberi penurunan daya beli masyarakat.
Jika dibandingkan dengan Pertalite tentu saja jauh lebih besar mencapai 75% yang mana bila dinaikkan akan memicu inflasi dan juga kenaikan harga pokok.
Lihat Juga : Jadi Syarat Mudik Tahun Ini, Banyak Warga Beramai-Ramai Ingin Suntik Vaksin Dosis Ketiga