Menjelang bulan Ramadan yang akan jatuh pada April 2022 mendatang, pastinya ada beberapa perubahan dari aturan harga. Bahkan ada sejumlah komoditas mengalami peningkatan harga karena tingginya permintaan.
Dilansir dari pernyataan Direktur Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan juga memberi akses informasi bahwa dari harga tahu dan tempe di dalam negeri akan mengalami kenaikan di bulan mendatang.
Kenaikan tersebut memang disebabkan oleh meningkatnya pemesanan dan kenaikan harga kedelai skala internasional. Sehingga dari komoditas kedelai ini menjadi bahan baku utama untuk memproduksi dua makanan paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Baca Juga : Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 1443 Hijriah Jatuh 2 April 2022
Pada konferensi Pers secara virtual, Oke sendiri juga memberi informasi bahwa kondisi kedelai di dunia sekarang ini masih mendapat gangguan suplai. Kemudian dari negera Brazil sendiri telah mengalami beberapa kondisi penurunan produksi kedelai. Sehingga pada awalnya prediksi bisa diperhitungkan untuk dapat memproduksi 140 juta ton pada Januari dengan penurunan mencapai 125 ton.
Dari penurunan produksi tersebut pastinya memberi dampak cukup besar pada kenaikan harga kedelai dunia.
Penyebab utama dari kenaikan kedelai ini mengacu pada inflasi di Amerika Serikat yang mencapai angka 7 persen dan pastinya berdampak pada harga input produk kedelai saat ini.
Tidak hanya itu, terjadinya pengangguran tenaga kerja kemudian kenaikan dari biaya sewa laham, hingga ketidakpastian cuaca di negara produsen kedelai juga memberi dampak besar bagi petani kedelai di Amerika Serikat sehingga ada resiko kenaikan ahrga secara global.
Oke juga memberi perhitungan dimana kenaikan harga kedelai dunia tersebut akan berdampak di kenaikan ahrga kedelai tingkat perajin tahu dan tempe di dalam negeri.
Oke menambahkan kebutuhan kedelai di Indonesia saat ini masih mencapai angka 80% dan dipasok dari luar negeri ataupun impor karena memang produksi dari dalam negeri belum bisa mencukupi.
Lihat Juga : Wagub DKI Jakarta, Imbau Warga Tidak Perlu Panik Meski Kasuf Aktif Covid di Jakarta Tembus 81.590