PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 4,8 triliun, naik signifikan atau sekitar 176% dibanding periode yang sama di tahun 2020 yang sebesar Rp 1,7 triliun.
Pencapaian laba bersih tersebut didukung dengan pendapatan sebesar Rp 19,4 triliun, meningkat pesat 51 % dibanding capaian di periode yang sama di tahun 2020 sebesar Rp 12,8 triliun.
Seiring dengan pencapaian laba bersih tersebut, perusahaan juga mencatat kenaikan total aset sebesar 19% dari sebesar Rp 27,0 triliun di Semester I-2021 menjadi Rp 32,2 triliun per 30 September 2021.
Direktur Utama PTBA, Suryo Eko Hadianto, mengatakan kenaikan kinerja ini seiring dengan pemulihan ekonomi global maupun nasional yang mendorong naiknya permintaan atas batu bara, disertai dengan kenaikan harga batu bara yang signifikan hingga menyentuh level US$ 203 per ton pada 30 September 2021.
PTBA terus memantau fluktuasi harga komoditas batu bara dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga secara optimal, sekaligus tetap waspada untuk menjaga kinerja perusahaan.
“Tidak bisa dipungkiri, kenaikan laba karena kenaikan harga batu bara acuan. Tapi di luar itu, juga terdapat program efisiensi yang dilakukan PTBA untuk mengendalikan biaya,” ujar Suryo dalam konferensi pers yang digelar virtual, Senin (25/10).
PTBA tetap melakukan upaya efisiensi secara berkelanjutan disetiap lini kegiatan, sebagai langkah antisipasi menghadapi volatilitas harga batu bara.
Sehingga, apabila terjadi penurunan harga tidak berdampak signifikan pada kinerja perseroan dan tetap dapat membukukan kinerja positif.