Pemerintah Indonesia memberikan bantuan kemanusiaan kepada pemerintah Myanmar untuk menanggulangi Covid-19 sebesar USD 200.000 melalui ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre).
Kontribusi tersebut disampaikan dalam bentuk barang kesehatan produksi Indonesia yakni masker KN95, sarung tangan medis, dan Alat Pelindung Diri (APD).
Komitmen tersebut sebelumnya telah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu), Retno LP Marsudi dalam Pledging Conference to Support ASEAN’s Humanitarian Assistance to Myanmar, Sabtu (18/9).
Menlu RI menegaskan kembali posisi Indonesia bahwa bantuan kemanusiaan adalah salah satu komponen penting untuk mengatasi tiga krisis sekaligus yang sedang terjadi di Myanmar, yaitu politik, ekonomi, dan kemanusiaan. Krisis tersebut kini diperparah dengan situasi pandemi Covid-19.
“Pengiriman bantuan kemanusiaan ke Myanmar adalah langkah awal tidak hanya untuk menghadapi situasi kemanusiaan, namun juga untuk mencapai resolusi politik di Myanmar,†ujarnya pada Pledging Conference.
Melalui Handover Ceremony oleh AHA Centre kepada Myanmar Red Cross Society (MRCS) pada tanggal 15 September 2021, bantuan gelombang pertama dari Fase 1 senilai 1,1 juta Dolar AS akan didistribusikan di akhir bulan September 2021.
Selain kepada Indonesia, Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi juga menyampaikan apresiasi kepada Filipina, Thailand, Turki, dan Temasek Foundation yang turut berkontribusi pada bantuan gelombang pertama ini.
Pada Handover Ceremony, Utusan Khusus Ketua ASEAN untuk Myanmar Dato Erywan Pehin Yusof mengajak dunia internasional untuk ikut serta mendukung upaya ASEAN, dan menegaskan bahwa pemberian bantuan kemanusiaan ini adalah cerminan dari “ASEAN Way†serta komitmen membantu ASEAN family yang sedang kesulitan.
Pemberian bantuan kemanusiaan kepada Myanmar ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Five Point Consensus pada ASEAN Leader’s Meeting yang diselenggarakan pada 24 April 2021 lalu.
Bantuan kemanusiaan Fase 1 dengan tema “Live Saving†akan didistribusikan mulai bulan September 2021, dan mencakup bantuan untuk menanggulangi pandemi COVID-19. Fase 2, “Live Sustaining“, akan dimulai di tahun 2022 dan akan terdiri dari bantuan kemanusiaan yang lebih beragam.​​