Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate mengatakan proyek Satelit Multifungsi Satelit Indonesia Raya (Satria-1) merupakan bentuk nyata upaya pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menyediakan konektivitas internet yang inklusif dan merata ke seluruh pelosok negeri khususnya di wilayah terluar, tertinggal dan terdepan (3T).
“Proyek Satelit Satria I akan mulai beroperasi pada 17 November 2023 secara komersial menghadirkan internet dengan kapasitas 150 Gigabit per second (GBPS) di 150.000 titik layanan publik,†ucap Johnny dalam Ground Breaking Ceremony Stasiun Bumi Proyek KBPU Satelit Multifungsi Satria-1, Rabu (18/8).
Johnny mengatakan, proyek Satelit Satria 1 akan memiliki 11 stasiun bumi atau gateway yang tersebar di beberapa lokasi di seluruh Indonesia. Yakni di Cikarang, Bekasi yang telah dilakukan ground breaking pembangunannya pada Rabu (18/8).
Stasiun Bumi di Cikarang nantinya akan menjadi Primary Satellite Control Center (PSCC) dan Network Operations Center (NOC).
Selain itu, 10 stasiun bumi lainnya berada di Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika dan Jayapura. Adapun stasiun bumi di Banjarmasin akan menjadi Back-Up Satellite Control Center (BSCC).
“Ke-10 pembangunan gateways ini masih dalam proses pengadaan lahan, karenanya saya tentu berharap, bahwa kepala daerah, tokoh masyarakat untuk membantu agar land bank yang tidak seberapa besarnya juga bisa tersedia dengan baik,†ucap Johnny.
Satelit Satria I nantinya akan menyediakan kebutuhan akses internet bagi 150.000 titik layanan publik, yakni:
1) 93.900 titik sekolah dan pesantren untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dan ujian berbasis komputer
2) 3.700 titik pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) atau fasilitas kesehatan dan rumah sakit serta layanan kesehatan lainnya untuk menyokong kebutuhan database kesehatan yang terintegrasi dan terpusat agar dapat memberikan pelayanan yang optimal
3) 3.900 titik layanan keamanan masyarakat (Kamtibmas) di wilayah 3T untuk mendukung kebutuhan administrasi keamananan dan ketertiban masyarakat yang diandalkan
4) 47.900 titik kantor desa/kelurahan/kecamatan dan pemerintah daerah lainnya agar dapat mengoptimalkan pelayanan sistem pemerintahan berbasis elektronik atau SPBE secara efisien dan efektif.
5) 600 titik layanan publik lainnya.
“Kita berharap pembangunan dan pengerjaan ini berjalan secara simultan baik space komponen maupun terestrial komponen yang bisa kita lakukan tepat waktu sehingga kita bisa melayani kebutuhan akses internet teknologi digital pada saat masyarakat saat ini sedang berproses, bertransformasi ke ruang digital secara efektif, efisien demi kemajuan bangsa kita,†ucap Johnny.
Direktur Utama PT Satelit Nusantara Tiga (SNT), Adi Rahman Adiwoso mengatakan, proses penandatanganan perjanjian kerjasama proyek Satria 1 telah dilakukan pada 3 Mei 2019 dan financial close telah dilakukan pada 31 Maret 2021.
Saat ini pembuatan satelit sedang dalam proses pembuatan. Diharapkan semua sistem siap digunakan pada Maret 2023 dan selanjutnya pada kuartal-II 2023 Satelit Satria 1 akan diluncurkan di Space X Amerika Serikat.
Sebelumnya, Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) mengucurkan pembiayaan sebesar US$ 150 juta untuk proyek Satelit Multifungsi Satelit Indonesia Raya (Satria-1).
“AIIB berkomitmen untuk pembiayaan proyek tersebut sebesar US$ 150 juta,” ujar AIIB Principal Investment Officer, Asim Rana.
Bentuk skema kerjasama yang dijalin ialah Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP), antara pemerintah Indonesia dengan PT Satelit Nusantara Tiga (PSNT) dengan dukungan AIIB.
Sebagai informasi, entitas pelaksana proyek KPBU Satria 1 antara lain:
1) Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK): Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo)
2) Badan Usaha Pelaksana (BUP): PT Satelit Nusantara Tiga (SNT)
3) Penjamin Infrastruktur: PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII)
4) Konsultan Pengawas Independen: PT Surveyor Indonesia
5) Kontraktor Utama Proyek Satria 1:
- Komponen satelit oleh ThalesAlenia Space Prancis
- roket peluncur: Space X Amerika Serikat
- IP Hub: Hughes Amerika Serikat
- Sistem Monitoring: Kratos Defense Amerika Serikat
- Stasiun Bumi atau gateway: NWIEE Tiongkok.
Proyek satelit Satria I menelan biaya Rp 20,68 Triliun dengan masa konsensi 15 tahun.