Setelah 50 tahun berada di bawah pengelolaan PT Chevron Pacific Indonesia sejak 1971, akhirnya Blok Rokan diserahkan kepada Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan diteruskan kepada Pertamina Hulu Rokan selaku anak usaha PT Pertamina (Persero)
Sekilas Tentang Blok Rokan
Awalnya, Blok Rokan sudah dimulai sejak sebelum masa kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada 1924, Kala itu, Chevron yang sebelumnya bernama Caltex tengah mencari minyak di Sumatera. Setelahnya, pada 1971, perusahaan Amerika Serikat tersebut menandatangani kontrak pengelolaannya yang dipatok 30 tahun.
Kontrak pengelolaan Blok Rokan oleh PT Chevron Pacific Indonesia ini kemudian diperpanjang 20 tahun lagi pada 1992. Dengan demikian, total masa kelola Amerika Serikat atas Blok Rokan ini sepanjang 90 tahun lamanya. Kemudian pada 2018 Pertamina memenangkan lelang pengelolaannya, dan menandatangani surat kontrak pada 2021, untuk segera mulai ambil alih pengelolaan.
Proses serah terima Wilayah Kerja Rokan ini berlangsung pada 9 Agustus 2021, setelah kontrak perusahaan asal Amerika Serikat, Chevron Pacific Indonesia berakhir di tahun yang sama. Sebelumnya, pada 2018 Pertamina memenangkan lelang pengelolaan Blok Rokan dan siap mulai mengelola di 2021.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo turut menyambut baik proses alih kelola Blok Rokan pada Pertamina ini. Beliau percaya bahwa Pertamina mampu mengelolanya. Namun Presiden Jokowi mengingatkan bahwa proses pengalihan pengelolaan ini juga menjadi tantangan bagi Pertamina.
“Kita ditantang untuk membuktikan kemampuan kita, jangan sampai produktivitas Blok Rokan menurun justru setelah kita kelola sendiri,†ungkap Presiden Jokowi dalam video berdurasi 1 menit yang diunggah dalam akun Instagram resmi @pertamina, sehari setelah proses alih kelola Blok Rokan.
Presiden Jokowi memberikan ucapan selamat kepada Pertamina. Beliau mengingat kembali, setelah lebih dari 90 tahun pengelolaannya dilakukan oleh Chevron, sejak 9 Agustus 2021 kekayaan alam Bumi Lancang Kuning akhirnya berada di tangan BUMN yakni Pertamina.
Presiden Jokowi menyemangati seluruh tim Pertamina, serta meminta BUMN ini untuk bekerja keras agar dapat menjaga keberlanjutan Blok Rokan sebagai penopang produksi minyak nasional. Beliau juga berharap agar selanjutnya alih kelola ini dapat meningkatkan kemanfaatan untuk daerah.
“Selamat atas kembalinya pengelolaan Blok Rokan ini ke pangkuan Ibu Pertiwi dan selamat bekerja untuk seluruh tim dari Pertamina,†pungkasnya.
Tepat dua hari setelah alih kelola Wilayah Kerja Rokan ini, Menteri BUMN Erick Thohir bersama wakil Pahala Nugraha Mansury, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dan Direktur Utama PT PLN Zulkifli Zaini berkunjung ke Blok Rokan.
Rombongan ini meninjau langsung WK migas ini, sekaligus berdialog dengan para pekerja yang baru bergabung dengan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Erick Thohir juga memberikan motivasi kepada para pekerja yang dulunya berseragam PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan kini telah bergabung dengan Pertamina yang merupakan BUMN.
“Saya sangat apresiasi bapak dan ibu dengan tangan terbuka, jumlahnya 98% yang bergabung. Ayo bersama perbaiki BUMN,†kata Erick.
Selain menyampaikan 5 prioritas utama BUMN, Erick menekankan, dia ingin pengelolaan Blok Rokan mengalami peningkatan produksi, terutama untuk pemasukan negara. Selain itu, PHR juga diharapkan bisa memberikan nilai public service yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
“Yang menarik, kita (BUMN) juga menjalankan public service, salah satunya melalui CSR terutama saat ini untuk penanganan covid,†ucapnya.
Dalam kunjungan ini, Menteri BUMN dan rombongan juga meninjau lokasi pembangkit listrik Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) yang kini dioperasikan oleh PT PLN. Pembangkit listrik ini menjadi salah satu andalan dalam memasok listrik dan uap untuk operasional Blok Rokan.
Pertamina Hulu Rokan langsung tancap gas melaksanakan amanah dari Pemerintah untuk melanjutkan pengelolaan Blok Rokan. PT Pertamina Hulu Rokan memastikan proses operasional tidak mengalami kendala serta dapat menjaga level produksi seluruh lapangan Migas di wilayah kerja tersebut.
Berdasarkan data saat ini, diketahui bahwa Pertamina melalui PHR mengelola wilayah kerja dengan luasan sekitar 6,453 km2. Ada 10 Lapangan utama di sana, yaitu Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam South, Kotabatak, Petani, Pematang, Petapahan, dan Pager.
Blok Rokan membentang di lima Kabupaten Provinsi Riau yaitu Kabupaten Bengkalis, Siak, Kampar, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir. Blok minyak strategis ini merupakan terbesar kedua di Indonesia, dengan target produksi minyak tahun 2021 sekitar 165 ribu barel per hari, atau sekitar 24% dari produksi nasional.
Pertamina menyampaikan komitmennya untuk mempertahankan produksi pasca alih kelola, dengan melakukan pengeboran yang telah ditetapkan dalam kurun waktu Agustus hingga Desember 2021. Total akan ada 161 sumur yang terdiri dari 84 sumur baru dan 77 sumur eks Chevron. Ke depannya, pada 2022 direncanakan akan ada tambahan kurang lebih sebanyak 500 sumur.