Thailand berencana untuk mengadakan pembicaraan travel bubble dengan China dan Malaysia bulan Februari 2022, beberapa hari setelah melanjutkan program visa bebas karantina untuk meningkatkan kedatangan turis yang dipandang sebagai kunci untuk mempertahankan pemulihan ekonomi yang baru lahir.
“Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha akan segera membahas dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata China rincian kemungkinan kesepakatan perjalanan bilateral,” ungkap Thanakorn Wangboonkongchana, juru bicara pemerintah Thailand dalam sebuah pernyataan pada Senin (07/02).
Pejabat Thailand juga bersiap untuk mengadakan pembicaraan dengan negara tetangga Malaysia akhir bulan Februari 2022 untuk kesepakatan serupa, katanya.
Thailand mengejar kesepakatan bilateral untuk memicu pemulihan yang lebih luas dalam industri pariwisata yang dilanda pandemi setelah pengabaian karantina bagi pengunjung yang divaksinasi dan apa yang disebut eksperimen sandbox pariwisata dalam beberapa bulan terakhir gagal menarik sejumlah besar wisatawan.
Kembalinya turis China dan Malaysia, kelompok pengunjung terbesar ke negara Asia Tenggara sebelum pandemi, dipandang oleh industri sebagai kunci untuk rebound yang berkelanjutan.
“Kami pikir skema travel bubble akan lebih positif untuk sektor pariwisata Thailand daripada skema bebas karantina ‘Test & Go’ yang saat ini diterapkan, karena skema bebas karantina saja tidak cukup untuk menarik wisatawan yang harus dikarantina saat mereka kembali,” ungkap Tim Leelahaphan , seorang ekonom yang berbasis di Bangkok di Standard Chartered Plc.
“Meskipun rencana tersebut merupakan titik awal yang baik, kami pikir jalur pemulihan yang jelas dan kuat tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat dan lebih mungkin terjadi pada paruh kedua atau akhir tahun 2022.”
Turis China dan Malaysia menyumbang lebih dari sepertiga dari 40 juta pengunjung ke Thailand pada 2019, memberikan kontribusi lebih dari US$20 miliar dalam pendapatan pariwisata, menurut data resmi.
Turis China telah menghindari Thailand sejak wabah Covid-19 dengan Beijing memberlakukan pembatasan pada perjalanan keluar.
Di bawah skema travel bubble, wisatawan tidak akan dikarantina, dan dapat menikmati pengaturan visa dan akomodasi khusus, kata Thanakorn.
Negara-negara tersebut juga akan menyepakati kuota untuk pelancong dan mengidentifikasi zona khusus untuk pergerakan mereka untuk mencegah wabah baru Covid, katanya.
“Perdana menteri percaya Thailand tetap menjadi tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan asing bahkan selama pandemi,” kata Thanakorn.
“Pemerintah telah mendukung pemulihan pariwisata dalam era new normal†yang mengupayakan keseimbangan antara keselamatan pelancong dan masyarakat yang dapat menjadi model pariwisata di masa depan, katanya.