Pemerintah Indonesia memutuskan untuk membuka kembali kegiatan ekspor batu bara. Ekspor mulai dilakukan secara bertahap mulai Rabu (12/1).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Pemerintah Indonesia kembali mengizinkan kegiatan ekspor batu bara secara bertahap dan akan dievaluasi mulai Rabu (12/1).
Menko Marves Luhut mengatakan pembukaan ekspor kapal yang telah diisi batu bara untuk melakukan ekspor tengah dilakukan verifikasi. Bagi yang lolos verifikasi sesuai peraturan dan regulasi Domestic Market Obligation (DMO), diperbolehkan berangkat.
“Sudah ada beberapa belas kapal yang sudah diisi batu bara telah diverifikasi malam ini, besok akan dilepas. Kapan mau dibuka ekspor secara bertahap kita lihat Rabu”, ungkap Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat konferensi pers pada Senin (10/1).
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan untuk masa krisis pasokan dari jumlah batu bara di Indonesia sudah terlewati masa krisisnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa saat ini pasokan batu bara untuk pembangkit listrik dalam negeri mencapai 15 hari operasi menuju 25 hari operasi.
Menko Luhut mengatakan Pemerintah tengah melakukan banyak pembenahan dalam kegiatan ekspor khususnya bagi pasokan batu bara yang berkaitan dengan kebutuhan pasokan batu bara bagi PT PLN (Persero).
“Kita benahi banyak betul ini, nanti tak ada lagi boleh PLN trading dengan trader jadi semua harus beli dari perusahaan,” tutup Luhut.
Pemerintah Indonesia akan menyelesaikan masalah pasokan untuk PLN dan IPP. Salah satunya dengan meniadakan skema penjualan free on board (FOB) melainkan dengan skema cost in insurance and freight (CIF).
Sejumlah negara seperti Jepang, Korea Selatan, Philippines hingga Singapura sempat melayangkan desakan agar pemerintah Indonesia membuka kembali keran ekspor komoditas tersebut ke negara mereka.
