INAKINI.COM – Polemik harga minyak goreng baik curah maupun kemasan masih belum bisa teratasi dalam beberapa bulan terakhir.
Dari Kementerian Perdagangan terlihat tidak terlalu bisa mengontrol kenaikan harga dan kelangkaan di pasaran.
Bahkan dari pernyataan Kemendag memperlihatkan bagaimana ancaman dari mafia minyak goreng yang sampai sekarang belum bisa diatasi.
Baca Juga : Indonesia Bersiap Berganti Dari Pandemi Menjadi Kenaikan Harga
Banyak anggapan dari masyarakat bahwa Kemendag sendiri masih belum bisa mengatasi mafia minyak goreng dan terkesan takut dalam menghadapi para mafia minyak goreng yang mana dianggap tidak bisa tersentuh oleh hukum.
Pertanyaannya, siapakah mafia minyak goreng yang dimaksud, dan kenapa dari identitasnya seakan ditutupi bahkan pihak petinggi negara juga enggan menyebutkannya ke publik?
Disamping itu pemerintah juga memberi kucuran BLT dengan nilai 300 ribu dengan tujuan bisa meringankan beban masyarakat atas kenaikan harga minyak goreng.
Sasaran dari pemberian BLT tersebut dianggap cukup membantu bagi masyarakat dengan kriteria penerika PKH dan masyarakat miskin.
Hanya saja pemerintah juga dianggap belum mampu mengatasi harga minyak goreng di negara sendiri, bahkan Indonesia dikenal penghasil CPO terbesar.
Dari beberapa kejadian terakhir masyarakat juga berpikir seperti apa langkah konkrit dari pemerintah dalam mengatasi harga minyak goreng dan juga akan berimbas pada sulitnya pendapatan masyarakat terutama kalangan UMKM yang menggantungkan stok minyak goreng di pasaran.
Dilema dari pemberian BLT dan memberantas mafia minyak goreng memang cukup pelik untuk dipahami. Namun, pemerintah sudah berupaya untuk meringankan beban masyarakat kecil ditengah kenaikan harga bahan pokok dan juga BBM jenis pertamax.
Lihat Juga : Sungguh Tega, Pegawai Bank Kuras Uang Nasabah Untuk Binomo Mencapai Rp 1.1 Miliar
