Wednesday, June 18, 2025
spot_img
HomeFinanceKinerja APBN hingga April 2025 Catatkan Surplus Rp4,3 Triliun

Kinerja APBN hingga April 2025 Catatkan Surplus Rp4,3 Triliun

INAKINI.COM – Pendapatan Negara hingga 30 April 2025 mencapai Rp810,5 triliun atau 27% dari target APBN tahun ini. Sedangkan realisasi Belanja Negara mencapai Rp806,2 triliun atau 22,3 dari pagu anggaran. Dengan demikian, APBN mengalami surplus Rp4,3 triliun atau 0,02 persen dari produk domestik bruto.

Demikian disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN KiTa di Jakarta pada Jumat (23/5/2025).

Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, akselerasi Pendapatan Negara, terutama penerimaan dari pajak dan bea cukai telah mengikuti ritme akselerasi yang cukup baik bahkan melampaui realisasi Belanja Negara.

Pendapatan Negara antara lain:

  1. Penerimaan pajak sebanyak Rp557,1 triliun.
  2. Penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp100,0 triliun.
  3. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mencapai Rp153,3 triliun.

“Di sini terlihat bahwa sudah terjadi akselerasi dari Pendapatan Negara terutama untuk pajak bea cukai mengikuti ritme yang cukup baik,” kata Menkeu.

Di sisi lain, pemerintah telah membelanjakan Rp806,2 triliun yang berarti 22,3 persen dari total Belanja Negara sebesar Rp3.621,3 triliun. Belanja tersebut terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebanyak Rp546,8 triliun serta Transfer ke Daerah sebesar Rp259,4 triliun. Dilihat dari persentasenya terhadap total pagu, Belanja Pemerintah Pusat masih berkisar pada kisaran 20 persen.

“Maka kita lihat kecepatan dari Pendapatan Negara sudah mendahului dari sisi kecepatan untuk Belanja Negara,” jelas Sri Mulyani Indrawati.

Dengan capaian Pendapatan Negara tersebut, postur APBN di akhir April mulai mencatatkan surplus yakni sebanyak Rp4,3 triliun. Hal ini cukup berbeda jika dibandingkan situasi pada tiga bulan pertama 2025.

“Januari hingga Maret waktu itu kita membukukan defisit ini karena terutama penerimaan pajak kita yang mengalami beberapa shock seperti restitusi dan adanya adjustment terhadap penghitungan tarif efektif dari TER (Tarif Efektif Rata-rata). Sehingga di sini sekarang bulan April terjadi pembalikan dari yang tadinya 3 bulan berturut-turut defisit,” ujar Menkeu.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments