Padadal menurutnya perbedaan pendapat dan tujuan adalah hal wajar layaknya kutub selatan dan utara.
Anies sendiri membandingkan bahwa polarisasi seperti pertandingan bola dua klub Manchester United dan Manchester City. Kemudian dari pendukung keduanya memiliki pandangan berbeda, namun setelah selesai pertandingan maka kembali satu Manchester lagi.
“Pada ujungnya selesai pertandingan, semua baju merah dan baju biru itu hilang, ini kita bicara orang Manchester, ini contoh,†kata Anies Baswedan.
Selanjutnya Anies juga berharap kepada masyarakat Indonesia lebih dewasa dalam menjalani kontestasi politik mendatang.
Baca Juga : Angka Positif Covid-19 Indonesia 30 September Bertambah 1.857 Kasus
Rekam jejak dari setiap capres dan wakil presiden harus dicermati sebelum memutuskan untuk menentukan pilihan terbaik.
“Karena di dalam masa kampanye masing-masing pihak akan menonjolkan kekuatannya dan akan melabelkan negatif pada lawannya. Itu dua-duanya terjadi,†kata Anies.
“Saat proses kampanye itu, publik dirangsang dari sekarang, mari kita bersiap melihat rekam jejak apa yang sudah dikaryakan dan dihasilkan, sehingga ketika masuk fase pemilu pada saat proses, muncul isu-isu emosional itu dia tidak menutup tema-tema penting yang menyangkut kesejahteraan masyarakat dan kelangsungan demokrasi,†kata Anies.