Saturday, November 23, 2024
spot_img
HomeASEANPM Ismail Sabri Ungkap Bahasa Melayu Untuk Penggunaan ASEAN Bukan Bahasa Malaysia

PM Ismail Sabri Ungkap Bahasa Melayu Untuk Penggunaan ASEAN Bukan Bahasa Malaysia

INAKINI.COM – Simposium Internasional Bahasa Melayu adalah platform terbaik untuk mengidentifikasi hambatan apa pun dalam memuliakan bahasa Melayu sehingga menjadikannya salah satu bahasa resmi ASEAN, kata Perdana Menteri (PM) Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob.

Simposium Internalisasi Bahasa Melayu yang diadakan mulai tanggal 22 Mei hingga 24 Mei 2022, merupakan kerja sama antara Kantor Perdana Menteri dan Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP), serta Institut Alam dan Tamadun Melayu (ATMA) dan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).

Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob juga mengambil kesempatan untuk mengklarifikasi bahwa bukan “Bahasa Malaysia” yang ingin dipromosikan Malaysia sebagai bahasa ASEAN, tetapi “Bahasa Melayu” (bahasa Melayu) yang juga digunakan di negara-negara lain di ASEAN.

“Kami menggunakan Bahasa Melayu sebagai bahasa utama, ada variasinya, kami memiliki Bahasa Melayu Indonesia, Bahasa Melayu Brunei, Bahasa Melayu Singapura, Bahasa Melayu Thailand.

“Ada yang tidak mengerti, mereka mengira kami ingin mengangkat Bahasa Malaysia sebagai bahasa ASEAN, beberapa teman kami dari negara tetangga mengkritik kami tetapi mungkin karena mereka salah paham.

“Kami ingin mengangkat Bahasa Melayu yang memiliki variasi lain,” jelasnya dalam konferensi pers usai meresmikan Simposium Internasional Bahasa Melayu.

Simposium dua hari yang diselenggarakan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) atas usul Perdana Menteri itu akan membahas penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua di ASEAN.

Ismail Sabri pada 23 Maret mengatakan akan mengusulkan kepada para pemimpin Asean penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua di ASEAN dalam upaya mengangkat bahasa resmi negara itu di tingkat internasional.

Diberitakan, saat ini hanya empat dari 10 negara ASEAN yang menggunakan bahasa Inggris dalam acara resmi di tingkat internasional, sementara negara lain seperti Kamboja, Indonesia, dan Thailand menggunakan bahasa nasionalnya dalam urusan resminya.

Perdana Menteri telah menggunakan bahasa Melayu selama kunjungan resminya ke Indonesia, Brunei, Kamboja dan Vietnam, serta kunjungannya baru-baru ini ke Amerika Serikat.

Namun, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim dilaporkan telah menolak gagasan yang mengatakan bahwa Bahasa Indonesia adalah pilihan yang lebih baik untuk digunakan sebagai bahasa utama ASEAN, karena itu adalah bahasa yang paling banyak digunakan di Tenggara. Asia, dengan penggunaannya tersebar di lebih dari 47 negara.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments