Kementerian Kesehatan Malaysia (MOH) telah diberi waktu dua hingga tiga minggu untuk mempresentasikan proposal Kabinet dan prosedur operasi standar (SOP) untuk pembukaan kembali perbatasan negara.
Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob mengatakan keputusan apakah akan membuka perbatasan harus dilihat dengan hati-hati, karena pemerintah telah menerima banyak umpan balik tentang masalah ini, termasuk pandangan publik untuk lebih banyak intervensi yang harus dilakukan oleh pemerintah, terutama terkait SOP dan sebagainya karena kekhawatiran akan penularan Covid-19.
“Kalau ada pilihan, kami ingin membuka ekonomi, apalagi pendapatan pariwisata sangat besar, yang akan membantu bangsa, tetapi pada saat yang sama, kita perlu melindungi rakyat.”
“Kami telah memberi MOH dua hingga tiga minggu, dan mereka harus mempresentasikan (usulan mereka) kepada Kabinet untuk memutuskan … apakah akan membuka kembali perbatasan sepenuhnya atau dengan pembatasan (melibatkan) negara-negara tertentu,” katanya di Taman Nusantara pada Jumat (18/02).
Perdana Menteri menanggapi pernyataan Ketua National Recovery Council (NRC) Tan Sri Muhyiddin Yassin pada Kamis (17 Februari 2022) tentang pentingnya membuka kembali perbatasan negara pada 1 Maret 2022.
Pada 8 Februari 2022, Muhyiddin mengumumkan bahwa NRC telah menyetujui proposal bagi Malaysia untuk membuka kembali perbatasannya sepenuhnya, paling cepat 1 Maret, tanpa perlu karantina wajib.
Namun, mantan perdana menteri mengatakan itu harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan berdasarkan penilaian risiko saat ini.
