Gelombang pandemi Omicron menjadi satu momok pemerintah yang saat ini sedang dikaji seperti apa program untuk mencegah kenaikan kasusnya.
Indonesia sendiri telah banyak mendapati kasus Omicron dengan mayoritas pelaku perjalanan luar negeri kemudian sisanya transmisi lokal. Kemudian ada prediksi dari Pemerintah dimana kenaikan kasus Omicron di Indonesia sendiri terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.
Sedangkan dari daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, hingga Bekasi diperkirakan menjadi daerah yang menghadapi gelombang varian Omicron untuk pertama kali.
Dilansir dari Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyatakan bahwa pemerintah sendiri telah mempersiapkan skenario untuk dapat menghadapi potensi gelombang Omicron dengan melakukan strategi micro lockdown.
Nadia menambahkan secara virtual pada Senin 17/1/2022 menjelaskan kembali bahwa ada pilihan dari pemerintah untuk tidak melakukan lockdown skala besar. Akan tetapi ada skema dimana proses lockdown dilakukan skala mikro. Bahkan menghadapi omicron ini harus mengetahui seperti apa perhitungan resiko dan keuntungan dari penggunaan micro lockdown.
Nadia juga memperhitungkan saat ditemukan satu kasus Omicron di Wisma Atlet telah diputuskan untuk melakukan mikro lockdown selama 7 hari di daerah tersebut.
Wisma Atlet sudah mendapat program strategi micro lockdown yang mana pada 1 kasus positif varian Omicron langsung dilakukan isolasi sementara dari Wisma Atlet.
Tidak hanya di Wisma Atlet saja, tetapi Nadia telah memberi contoh di Kelurahan Krukut yang mana ditemukan kasus Omicron dan telah dilakukan micro lockdown sampai dapat menyelesaikan masalah dalam waktu cepat.
Ada peran utama di dalam strategi micro lockdown ini diantaranya mampu mengontrol kasus positif agar tidak menyebar di daerah lainnya. Kemudian ada pembatasan aktivitas yang diperhitungkan berdasarkan peta persebaran penularannya.
Selalu ada kajian mengenai langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk bisa mencegah merebaknya varian Omicron di berbagai daerah seperti Jabodetabek.
Pihak Nadia sendiri berharap dari masyarakat untuk bisa mencegah penularan dengan membatasi mobilitas sosial, kemudian melakukan protokol kesehatan secara ketat dimana saja.