Pada Jum’at lalu (19/11), ratusan warga di Rotterdam membakar mobil dan melempari polisi dengan batu, dilanjutkan pada sabtu malam (20/11), pengunjuk rasa menyalakan api di Den Haag dan kota-kota lainnya.
Pada hari minggu (21/11), para demonstran mendatangi kota-kota di Gronigen, Leeuwarden, Enschede, dan Tilburg untuk melemparkan kembang api dan merusak properti.
Hal ini imbas dari kebijakan pemerintah Belanda memperketat pembatasan penyebaran virus Covid-19 setelah lonjakan kasus yang terjadi di Belanda dan meningkatnya infeksi di seluruh Eropa.
Perdana menteri Belanda, Mark Rutte menghadapi seruan dari politisi oposisi untuk melakukan tindakan preventif lebih jauh dengan melarang warga yang tidak divaksinasi dari bar dan restoran, atau menutup semua toko yang tidak penting dan tempat lainnya.
Rutte telah mengecam orang-orang yang berubah menjadi kekerasan murni selama tiga malam berturut-turut protes anti-lockdown di seluruh Belanda.
Setidaknya 130 orang telah ditangkap, empat terluka, dan beberapa petuga polisi terluka sejak kekerasan dimulai di kota pelabuhan Rotterdam pada hari jum’at.
