Merger Pelindo secara resmi telah terlaksana, dengan ditandatanganinya Akta Penggabungan empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Layanan Jasa Pelabuhan, yaitu Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia IV, melebur kedalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II yang menjadi surviving entity.
Penandatanganan Akta Penggabungan dilakukan oleh Direktur Utama Pelindo I Prasetyo, Direktur Utama Pelindo II, Arif Suhartono, Direktur Utama Pelindo III, Boy Robyanto, dan Direktur Pelindo IV, Prasetyadi.
Penandatanganan disaksikan secara daring oleh Wakil Menteri II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo. Seremoni penandatanganan Akta berlangsung secara hybrid Jumat siang (1/10) di Jakarta.
Sebelumnya pada pagi di hari yang sama, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2021 Tentang Penggabungan PT Pelindo I, III, dan IV (Persero) ke dalam PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
“Ini adalah salah satu momen penting dan bersejarah bagi pengelolaan BUMN kepelabuhanan, Merger ini adalah langkah penting dalam rangka peningkatan value creation bagi BUMN Pelabuhan. Inisiatif ini memiliki tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kepelabuhanan nasional,†ujar Wakil Menteri II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo dalam acara ini.
Wamen Tiko juga mengatakan bahwa, kedepan agar manfaat dari merger ini dapat segera terealisasi.
Setelah ini Pelindo dapat fokus agar keempat subholding dibawah Pelindo dapat segera efektif dan dioperasikan secara optimal.
Ia berharap, semoga penandatanganan yang dilakukan hari ini dapat memberikan manfaat besar bagi perkonomian dan sosial tanah air.
“Semoga terwujudnya legal merger Pelindo memberikan optimisme kepada masyarakat Indonesia, bahwa kepelabuhanan nasional akan terus tumbuh dan pada akhirnya dapat bersaing dengan pemain besar pelabuhan dunia,†ujar Wamen.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan setelah penandatanganan Akta, Kementerian BUMN selaku pemegang saham menetapkan jajaran Komisaris dan Direksi PT Pelindo II (Persero) yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-335/MBU/10/2021 Perihal Pemberhentian Dan Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II dan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-334/MBU/10/2021 Perihal Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, Dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II.
Berikut adalah daftar nama-nama jajaran Komisaris dan Direksi dari PT Pelindo II (Persero):
1) Komisaris Independen (Plt Komisaris Utama): Marsetio
2) Komisaris Independen: Irma Suryani Chaniago
3) Komisaris Independen: Heru Sukanto
4) Komisaris: Antonius Ranier Haryanto
5) Komisaris: R. Agus H. Purnomo
6) Komisaris: Didi Sumedi
7) Komisaris: Sudung Situmorang
1) Direktur Utama: Arif Suhartono
2) Wakil Direktur Utama: Hambra
3) Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko: Mega Satria
4) Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum: Ihsanuddin Usman
5) Direktur Strategi: Prasetyo
6) Direktur Investasi: Boy Robyanto
7) Direktur Pengelola: Putut Sri Muljanto
Dalam rangka bergabungnya Pelindo, juga telah dilakukan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dengan tajuk ‘Pelindo Beramal’, yang terdiri santunan tunai kepada masyarakat kurang mampu dan bantuan Ambulan. Total penerima bantuan adalah 7.334 anak, yang merupakan jumlah total pegawai organik Pelindo I, II, III dan IV ditambah dengan jajaran Direksi dan Komisaris.
Total santunan sebesar Rp 2.200.200.000 (dua miliar dua ratus juta dua ratus ribu rupiah). Program Pelindo Beramal dilakukan serentak di minggu keempat September 2021 di seluruh wilayah masing-masing Pelindo I, II, III, dan IV.
Merger Pelindo membuka kesempatan perusahaan untuk go global. Integrasi ini akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs (twenty foot equivalent units).
Penggabungan ini juga menyatukan sumber daya keuangan, peningkatan leverage dan memperkuat permodalan perusahaan.